SOLOPOS.COM - Ilustrasi krisis di Suriah (JIBI/Solopos/Dok)

Krisis Suriah bisa berubah arah. Pasukan Suriah kini didukung Rusia dalam menggelar operasi militer melawan ISIS dan pemberontak.

Solopos.com, BEIRUT — Militer Rusia berpartisipasi dalam operasi militer di Suriah untuk menyokong pasukan pemerintah Bashar Assad. Hal itu diungkapkan sejumlah sumber militer Libanon yang enggan disebutkan identitasnya kepada Reuters, Rabu (9/9/2015).

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Sumber tersebut menyebutkan jumlah pasukan Rusia yang terlibat sejauh ini masih sedikit. Meski demikian, hal itu sangat mengkhawatirkan bagi Amerika Serikat. Pemerintah AS mengatakan Rusia mengirim dua tank amfibi dan pesawat kargo ke Suriah beberapa hari lalu dan menyebar sejumlah pasukan marinir.

Seorang pejabat AS yang enggan disebutkan namanya mengakui data keterlibatan Rusia belum terlalu jelas. Namun kabarnya pasukan Rusia tersebut dikirim untuk mempersiapkan pangkalan udara dekat bandara di Latakia, kota yang masih diduduki pasukan Bashar Assad.

AS juga belum bisa memastikan apakah pangkalan udara itu akan dipakai untuk misi serangan udara. Menlu AS, John Kerry, mengaku telah dua kali menghubungi Menlu Russia dalam empat hari terakhir untuk menyampaikan kekhawatiran negaranya atas aksi tersebut. AS memperingatkan Rusia bahwa operasi militer di Suriah bisa memperparah kekerasan di Suriah.

Sementara itu, pemerintah Rusia sendiri juga telah mengonfirmasi telah mengirim para pakar perang di Suriah. Rusia menyatakan Suriah harus bergabung dengan kekuatan global untuk memerangi ISIS yang telah menguasai sebagian wilayah negara itu dan Irak. Baik AS maupun Assad sama-sama memandang ISIS sebagai masalah.

“Kami terbuka terhadap kontribusi Rusia untuk memerangi ISIS, namun jelas bahwa tidak baik bagi siapapun, termasuk Rusia, memberikan dukungan bagi rezim Assad,” kata jubir Gedung Putih, Eric Schultz, dikutip dari Reuters, Kamis (10/9/2015).

Dari Suriah, pasukan Assad menarik diri dari pangkalan udara utama di Provinsi Idlib kemarin. Para pengamat memprediksi pasukan pemerintah memang tidak berlama-lama di daerah yang lepas dari penguasaan Assad awal tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya