SOLOPOS.COM - Kondisi Kamp Pengungsian Bab Al-Salam di Azaz, dekat perbatasan Suriah-Turki, Minggu (28/12/2014). (JIBI/Solopos/Reuters)

Krisis Suriah telah berlangsung empat tahun namun hingga kini belum ada penyelesaian. Perang yang terjadi di negara itu telah menewaskan lebih dari 200.000 orang.

Solopos.com, BEIRUT – Tahun 2014 dinilai menjadi tahun paling mematikan dalam perang yang telah berlangsung selama empat tahun di Suriah. Lebih dari 76.000 orang tewas dalam kemelut tersebut, termasuk ribuan anak-anak.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Pengamat Hak Asasi Manusia Suriah, Kamis (1/1/2015), menyatakan mencatat kematian 76.021 orang akibat perang Suriah. Dari jumlah itu, 17.790 di antaranya merupakan warga sipil, termasuk 3.501 anak-anak.

Selain itu, lebih dari 15.000 pemberontak tewas dan hampir 17.000 petempur dari kelompok keras juga jadi korban, termasuk Negara Islam dan Kubu Al-Nusra, perpanjangan Alqaida di Suriah.

“Sedikitnya 22.627 tentara pemerintah, serdadu dan milisi, tewas,” kata kelompok berpusat di Inggris tersebut.

Pada 2013, korban tewas tercatat 73.447, 49.294 pada 2012 dan 7.841 pada 2011.

Lebih dari 200.000 orang tewas sejak kemelut dimulai pada Maret 2011 dengan unjuk rasa menentang pemerintah yang berubah menjadi perang sesudah pemerintah melancarkan tindakan keras.

Pada bagian lain, dua wanita yang menyebut diri pekerja bantuan Italia, yang diculik di Suriah, muncul dalam video Youtube. Mereka mendesak Pemerintah Italia mengupayakan pembebasan mereka.

Video itu direkam pada tengah Desember, muncul dalam jaringan pada Rabu malam dan menunjukkan Vanessa Marzullo serta Greta Ramelli, yang diculik kelompok bersenjata di Provinsi Aleppo, Suriah utara, pada Agustus 2014 lalu.

Kedua wanita berusia duapuluhan tahun itu diperlihatkan mengenakan gaun hitam dan jilbab, duduk di depan dinding kosong.

Satu wanita memegang selembar kertas bertanggal 17 Desember, meskipun video itu tampak ditayangkan maya pada 31 Desember.

Yang lain, tampak membaca dari naskah di belakang kamera, mendesak pemerintah Italia memulangkan mereka sebelum Natal.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya