SOLOPOS.COM - Gambar yang diambil dari media jejaring sosial oleh Kantor Berita Reuters, Jumat (30/8/2013), diduga sebagai korban senjata kimia milip napalm. Perempuan muda dalam gendongan pria pada gambar itu ,mengalami luka bakar serius di sekujur tubuhnya. (Reuters TV)

Solopos.com, NEW YORK — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang telah mengirimkan tim ke Suriah untuk melakukan investigasi terkait senjata kimia mirip bom napalm mengaku belum berani memberikan kesimpulan atas hasil investigasi mereka. Maka, tatkala Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama meminta izin senat untuk melakukan serangan militer ke Suriah di bawah kepemimpinan Presiden Bashar Al Assad, Minggu (1/9/2013), beberapa ahli pun menduga adanya motif tersembunyi di balik sikap AS tersebut.

Hingga Minggu, PBB hanya mampu berjanji memberi penilaian objektif terkait kebenaran penggunaan senjata kimia di Suriah. Juru bicara PBB, Martin Nesirky, mengatakan belum dapat mengambil kesimpulan sampai pengujian sampel senjata kimia di laboratorium selesai dilakukan.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Nesirky juga mengkritik pemberitaan yang beredar bahwa penyelidikan PBB di Suriah berkaitan dengan rencana AS untuk menyerang Suriah. Nesirky mengatakan PBB secara unik mampu mengumpulkan fakta-fakta meyakinkan dan tidak berpihak tentang penggunaan senjata kimia. Nesirky menganggap isu tersebut merupakan penghinaan terhadap kinerja PBB. “Ini juga merupakan penghinaan terhadap lebih dari 1.000 anggota staf PBB yang saat ini berada di Suriah untuk menyalurkan bantuan,” ujarnya, Minggu.

Para pemeriksa PBB mendapatkan mandat melaporkan kebenaran penggunaan senjata kimia dalam serangan terhadap oposisi di dekat Damaskus, namun tidak akan menyebutkan siapa yang melakukan serangan itu.

Nesirky menambahkan PBB telah membawa sampel-sampel ke Den Haag, yang akan diteliti di dua laboratorium di Eropa. Sementara Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki Moon, mengatakan akan menempuh upaya apapun demi mempercepat pengujian sampel tersebut. Ban mengatakan kepada lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB; Inggris, Prancis, AS, China, dan Rusia, analisa sampel yang dikumpulkan tim investigasi PBB kemungkinan butuh waktu dua pekan

Sementara itu, dari Beijing dilaporkan, sejumlah media resmi dan para ahli di China memperingatkan tentang serangan AS ke Suriah yang mungkin terjadi tanpa menunggu keputusan PBB. Mereka juga mengimbau China untuk bersikap hati-hati dalam kasus ini. “AS bisa jatuh dalam perang berdarah berlarut-larut sekali lagi dan nantinya mungkin lebih buruk daripada nasib militer AS di Irak. Itu dapat memperburuk situasi di AS. Kami harap Obama berpikir dua kali sebelum bertindak.” ungkap Liu Zhilin, mantan diplomat China di situs Global Times dan dilansir BBC, Jumat (30/8/2013).

Beberapa ahli juga menduga kemungkinan adanya motif tersembunyi di balik serangan militer AS terhadap pemerintah Bashar Al-Assad. “AS tampaknya menargetkan rezim al-Assad, tetapi target sebenarnya adalah Lebanon, Syiah Iran dan Rusia,” tulis Wang Yiwei, seorang profesor Hubungan Internasional (HI) di Renmin University, dalam situs People’s Daily.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Barack Obama kian serius dengan sikapnya terhadap Suriah. Obama mulai melakukan langkah pertama, meminta dan sangat berharap Kongres AS mengesahkan keputusan untuk menyerang Suriah. (Yahoonews/JIBI/Solopos/Reuters)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya