SOLOPOS.COM - Kelompok pendukung presiden terguling Mohamed Morsi di kamp depan Masjid Rabiah Al Adawiyah, Rabu (7/8/20213), mengumpulkan bunga menjelang perayaan Idul Fitri yang jatuh pada Kamis (8/8/2013). Perayaan Idul Fitri mereka terancam kacau karena penerintah bentukan militer menganggap masa diplomasi dengan mereka telah berakhir dan hendak memaksa mereka menghentikan aksi. (JIBI/Solopos/Reuters/Amr Abdallah Dalsh)

Idul Fitri Mesir

Kelompok pendukung presiden terguling Mohamed Morsi di kamp depan Masjid Rabiah Al Adawiyah, Rabu (7/8/20213), mengumpulkan bunga menjelang perayaan Idul Fitri yang jatuh pada Kamis (8/8/2013). Perayaan Idul Fitri mereka terancam kacau karena penerintah bentukan militer menganggap masa diplomasi dengan mereka telah berakhir dan hendak memaksa mereka menghentikan aksi. (JIBI/Solopos/Reuters/Amr Abdallah Dalsh) Lebaran Mesir

Solopos.com, KAIRO — Mufti Nasional Mesir Prof Dr Syeikh Shauqi Abdel Karim Allam, Rabu (7/8/2013), menetapkan Idul Fitri 1434 H jatuh pada hari Kamis (8/8/2013). Namun bagi para pendukung presiden terguling Mohamed Morsi yang kini membangun kamp di sejumlah titik di Kota Kairo, Lebaran justru mereka lalui dengan ketidaktenangan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sentra aksi pendudukan pendukung Morsi yang didominasi jemaah Ikhwanul Muslimin itu adalah kawasan depan Masjid Rabiah Al Adawiyah, Kairo timur, dan Bundaran Al Nahdhah, Giza, Kairo barat. Momentum Lebaran justru sangat mungkin dimanfaatkan militer Mesir untuk melakukan pembubaran paksa.

Bersamaan hari dengan pengumuman penetapan 1 Syawal di Mesir itu, Rabu, Istana Presiden yang kini diduduki penerintah bentukan militer mengeluarkan taklimat bahwa tahap diplomasi untuk berurusan dengan Bundaran Rabiah dan Bundaran Nahdhah telah berakhir. “Upaya diplomasi yang berlangsung selama 10 hari dalam masalah kedua bundaran itu untuk mengakhiri krisis, telah berakhir Rabu (7/8) karena Ikhwanul Muslimin mengabaikannya.”

Istana mengemukakan, negara telah memberi kesempatan luas lewat upaya diplomasi menyangkut situasi sebenarnya dengan mengizinkan para utusan negara asing dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Uni Emirat Arab dan Qatar untuk membicarakannya dengan Ikhwanul Muslimin. “Kenyataannya unjuk rasa di Bundaran Rabiah dan Bundaran Al Nahdhah tidak lagi berlangsung secara damai. Oleh karena itu Ikhwanul Muslimin harus bertanggung jawab atas kegagalan diplomasi tersebut,” sambung taklimat yang dikutip Reuters itu.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Mohamed Ibrahim yang membawahi kepolisian menegaskan akan mengambil langkah tegas untuk membubarkan aksi pendudukan di Bundaran Rabiah dan Al Nahdhah. Helikopter militer dalam dua hari terakhir melemparkan selebaran kertas berisi seruan agar para pengunjuk rasa meninggalkan kamp dan kembali ke rumah masing-masing.

Nyatanya, Ikhwanul Muslimin bertekad melanjutkan aksi mereka di kedua bundaran tersebut hingga tuntutan mereka dipenuhi, yaitu pengembalian keabsahan Presiden Moursi. Para pegiat hak asasi manusia memperingatkan akan terjadi tragedi kemanusiaan bila aksi duduk itu dibubarkan secara paksa.

Pasalnya banyak wanita dan anak-anak juga ikut aksi pendudukan di antara ribuan peserta unjuk rasa. Suasana di Bundaran Rabiah pada malam takbiran itu tampak semarak dan diwarnai tembakan kembang api bersahut-sahutan.

Tampak pula semakin bertambah tenda-tenda berukuran besar untuk naungan aksi duduk. “Kami terus berada di sini hingga Presiden Moursi kembali ke istana,” kata Abdel Hakim, seorang pengunjuk rasa bersama istri dan tiga anaknya di Bundaran Rabiah sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara.

Selain di Kairo, unjuk rasa pendukung Moursi juga dilancarkan di berbagai ibu kota provinsi seperti di Iskandariyah, Asiut, Mansoura, Kota Terusan Suez dan Marsa Matrouh.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya