SOLOPOS.COM - Massa pendukung dan penentang Mesir tergulung Muhamed Morsi terlibat bentrok di dekat Lapangan Tahrir, Senin (22/7/2013). (JIBI/Solopos/Reuters/stinger)

Massa pendukung dan penentang Mesir tergulung Muhamed Morsi terlibat bentrok di dekat Lapangan Tahrir, Senin (22/7/2013). (JIBI/Solopos/Reuters/stinger)

Massa pendukung dan penentang Mesir tergulung Muhamed Morsi terlibat bentrok di dekat Lapangan Tahrir, Senin (22/7/2013). (JIBI/Solopos/Reuters/stinger)

Solopos.com, KAIRO — Massa pendukung dan penentang Presiden Mesir terguling Mohamed Morsi kembali terlibat bentrok di pusat Kota Kairo, Senin (22/7/2013). Mereka saling melemparkan batu dan menembakkan senapan angin serta kembang api.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Kantor berita pemerintah mengatakan satu orang tewas akibat tembakan pistol ke dadanya. Sedangkan 20 yang disebut sebagai biang onar ditangkap, tanpa memberikan perincian apakah mereka berasal dari kelompok pendukung atau penentang Morsi.

Sementara itu, Kantor Berita Reuters dengan mengutip otorita kesehatan setempat mengabarkan adanya 21 orang terluka sehingga membutuhkan perawatan di rumah sakit. Orang-orang yang terluka dibawa pergi dari lokasi bentrokan dengan sepeda motor.

Noda darah dan pecahan kaca berserakan di trotoar bekas lokasi tawuran itu. Bentrokan itu disebut para juru warta sebagai kekerasan politik terburuk di Kairo sejak 16 Juli 2013 lalu, ketika tujuh orang tewas dalam konfrontasi antara massa pendukung dan penentang Morsi.

Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa dan musuh Morsi mengatakan bahwa aparat keamanan itu jelas berada di pihak mereka. Pada kenyataannya, massa penentang Morsi leluasa melempari seteru mereka dengan dibentengi pagar betis polisi.

“Polisi dengan kami. Mereka fasis, menyerang kami lagi. Semoga Tuhan menghukum mereka,” kata Samir Hafiz, 22, yang denngan luka di tangan dan wajahnya terus melemparkan batu ke arah para aktivis pro-Mursi dari balik garis polisi.

Saksi mata mengatakan bentrok rupanya terjadi tatkala ratusan pemuda pendukung gerakan Ikhwanul Muslimin yang mendukung Morsi mendekati Lapangan Tahrir yang merupakan pusat demonstran anti-Morsi. Para demonstran di Lapangan Tahrir itulah yang dijadikan alasan militer Mesir menggulingkan Morsi, 3 Juli 2013 lalu.

“Mereka menembaki kami dengan senapan angin dan pistol. Mereka mencoba untuk menyerbu alun-alun.” kata Tarik Sabir, 41, seorang karyawan di sebuah perusahaan minyak, yang terluka pahanya akibat tertembak peluru senapan angin yang biasa digunakan untuk berburu burung itu.

Bentrok berakhir menjelang senja, saatnya berbuka puasa. Para penentang Morsi pun kembali aman menduduki Lapangan Tahrir, merekapun meniupkan peluit kemenangan sambil bernyanyi, “Kita diselamatkan alun-alun!”

Terpisah, di Kota Kalubia, delta Sungai Nil, dua orang dilaporkan tewas dalam bentrokan antara massa demonstran pro dan anti-Morsi. Kenyataan itu diungkapkan seorang pejabat Kementerian Kesehatan setempat kepada Reuters.

Sudah sekitar 100 orang tewas dalam kekerasan politik sejak jatuhnya Morsi awal bulan ini. Sebagian besar dari mereka adalah jemaah Ikhwanul Muslimin, kelompok islam berpengaruh yang mendukung Morsi sehingga terpilih dalam pemilu demokratis pertama di Mesir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya