SOLOPOS.COM - Ilustrasi bentrok (JIBI/Solopos/Reuters)

Bentrok di Mesir kembali pecah, Sabtu (27/7/2013). Aparat bersenjata api menembaki  warga yang tengah berdemonstrasi sehingga jatuh puluhan hingga ratusan korban jiwa. (JIBI/Solopos/Reuters/Asmaa Waguh)

Bentrok di Mesir kembali pecah, Sabtu (27/7/2013). Aparat bersenjata api menembaki warga yang tengah berdemonstrasi sehingga jatuh puluhan hingga ratusan korban jiwa. (JIBI/Solopos/Reuters/Asmaa Waguh)

Solopos.com, JAKARTA — Kendati angkanya belum jelas benar, krisis politik yang dipicu kudeta terhadap Presiden Mohamed Morsi, 3 Juli lalu, kini telah menyebabkan puluhan hingga seratusan nyawa melayang. Aparat bersenjata api menembaki warga demonstran yang menuntut dikembalikannya kursi kepresidenan yang dikuasai Morsi melalui pemilu demokratis pertama di Mesir.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Marty Natalegawa, Minggu (28/7/2013), menyerukan dihentikannya aksi kekerasan di Mesir itu. Merujuk Marty, jumlah korban tewas akibat pembantaian yang dilakukan militer Mesir saat menjelang subuh, Sabtu (27/7/2013), telah mencapai 80 orang. “Akhiri aksi kekerasan [di Mesir]. Hormati Hak Asasi Manusia (HAM), kedepankan cara-cara damai dan konstitusional,” kata Marty dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Minggu.

Marty dalam kesempatan itu juga menyampaikan imbauan Pemerintah Indonesia bagi warga negara Indonesia di Mesir untuk menghindari kerumunan massa dan tidak terlibat dalam masalah dalam negeri negara yang tengah bergolak itu. “WNI juga diharapkan terus berkomunikasi dengan petugas kedutaan. Staf Kedutaan Besar Indonesia di Kairo telah diinstruksikan untuk terus melakukan pemantauan keadaan di Mesir termasuk penyiapan langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi kemungkinan situasi terburuk dan memastikan perlindungan WNI di Mesir,” tutur Marty.

Pernyataan Republik Indonesia yang dikemukakan Marty itu lebih tegas daripada sikap yang ditunjukkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kala menjamu duta besar negara muslim berbukja puasa di Istana Negara, Jakarta, Kamis (11/7/2013) lalu. Kala itu, Kepala Negara hanya berkomentar bahwa kudeta itu prahara politik bagi Mesir.

Namun kini, Presiden SBY kendati baru di Twitter, telah menyampaikan permintaan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa segera melibatkan diri dalam upaya menengahi konflik yang terjadi di Mesir. Kalangan MPR bahkan mendesak SBY lebih proaktif melangkah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya