SOLOPOS.COM - Para pendukung Presiden Mesir terguling Mohamed Morsi diringkus oleh pasukan keamanan saat mereka melakukan pembubaran paksa kamp-kamp demonstrasi di Kota Kairo, Rabu (14/8/2013). (JIBI/Solopos/Reuters/Mohamed Abd El Ghany)

Solopos.com, KAIRO — Jemaah Ikhwanul Muslimin mengajak seluruh rakyat Mesir melawan kudeta militer telah menggulingkan Presiden Mohamed Morsi yang terpilih secara demokratis dalam pemilu negeri itu setahun silam. Seruan itu disampaikan menyusul serangan aparat bersenjata di kamp-kamp pendukung Morsi.

Segera setelah pasukan bersenjata suruhan pemerintah bentukan militer pelaku kudeta 3 Juli lalu menyerbu dua kamp pendukung Morsi di Kairo, para pendukung Morsi yang marah memblokade sejumlah ruas jalan ibu kota Mesir itu. Mereka membakar ban-ban mobil yang menimbulkan asap hitam di atas lokasi itu.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Seorang koreponden Kantor Berita AFP yang dikutip Kantor Berita Antara menghitung setidaknya ada 43 mayat di satu kamar mayat yang dibangun oleh para dokter yang menangani satu rumah sakit lapangan di Kairo. Sementara menurut Kantor Berita Reuters mengutip keterangan resmi Kementerian Kesehatan menyebutkan bentrok berdarah di pelbagai kota seluruh Mesir telah menimbulkan jatuhnya 149 korban jiwa. Kantor berita resmi Mesir MENA yang mengutip seorang juru bicara kementerian dalam negeri menyebutkan 1.403 orang terluka dalam bentrok itu.

Menanggapi sikap brutal pemerintah bentukan militer itu, pimpinan jemaah Ikhwanul Muslimin yang berpengaruh di Mesir mendesak rakyat negeri itu turun ke jalan-jalan guna mengutuk pembunuhan tersebut. “Ini bukan satu usaha untuk membubarkan unjuk rasa tetapi satu usaha berdarah untuk menumpas semua suara oposisi terhadap kudeta militer,” sebut juru bicara Ihkwanul Muslimin Gehad al-Hadda di jejaring sosial Twitter.

Jemaah Ihkwanul Muslimn melalui sayap politiknya, Partai Kebebasan dan Keadilan adalah pengusung Mohamed Morsi dalam pemilu setahun lalu. Kini jemaah itu juga mendominasi para pengunjuk rasa pendukung Morsi yang menuntut dipulihkannya status presiden yang terpilih secara demokratis tersebut setelah digulingkan kudeta militer 3 Juli lalu.

Dalam satu pesan Twitter terpisah, Haddad mengatakan setidaknya 250 orang tewas dan lebih dari 5.000 orang cedera dalam tindakan keras aparat keamanan itu. Klaim berbeda datang dari Kementerian Dalam Negeri Mesir yang mengatakan dua personel pasukan keamanan tewas dalam operasi itu.

Kantor Berita MENA yang dikendalikan pemerintah bentukan militer, Rabu juga sempat memberitakan adanya serangan balasan, para pendukung Morsi ke gereja di Mesir tengah. Para penyerang itu, menurut MENA melemparkan bom-bom api ke gereja Mar Gergiss di Sohag, satu kota yang penduduknya banyak beragama Kristen Koptik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya