SOLOPOS.COM - Massa pendukung kudeta militer leluasa menyerang mobil tahanan pengakut pendukung Morsi yang semula bertahan di Masjid Al Fatah, dekat lapangan Ramses, Kota Kairo, Mesir, Sabtu (17/8/2013). (JIBI/Solopos/Reuters/Amr Abdallah Dalsh)

Solopos.com, KAIRO — Sebanyak 36 anggota jemaah Ikhwanul Muslimin yang bersimpati dengan Presiden Mesir terguling Mohamed Morsi, Senin (19/8/2013), dilaporkan tewas di Kairo setelah polisi menembakkan gas air mata ke dalam sebuah mobil tahanan yang hendak mengangkut mereka ke penjara.

Polisi beralasan telah terjadi kerusuhan di dua mobil tahanan yang mereka gunakan untuk mengangkut orang-orang tangkapan mereka ke penjara. Para tahanan itu mereka sebut telah menyandera penjaga penjara sehingga aparat memutuskan menembakkan gas air mata demi membebaskan rekan mereka itu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kantor berita resmi Mesir yang dikendalikan pemerintah bentukan militer MENA menyebutkan truk-truk yang membawa 612 tahanan diserang oleh orang-orang bersenjata. Mereka, menurut MENA menculik seorang polisi. Akibatnya sejumlah tahanan tewas dalam bentrokan itu setelah polisi dan militer mengirim pasukan bantuan ke sekitar penjara itu.

Sebelumnya, kementerian dalam negeri Mesir juga menyatakan tahanan-tahanan itu melakukan kekacauan ketika mereka dipindahkan ke penjara Abu Zaabal di Kairo utara. Polisi menurut kemeterian dalam negeri, telah menanggulangi keadaan tersebut.

Namun, Aliansi Anti-Kudeta yang dipimpin Ikhwanul Muslimin menuntut pengukuhan kembali kekuasaan Presiden Mohamed Morsi yang digulingkan kudeta militer 3 Juli 2013 lalu, menuduh polisi membunuh tahanan-tahanan itu ketika mereka dipindahkan. “Aliansi Anti-Kudeta memperoleh bukti mengenai pembunuhan sedikitnya 38 tahanan antikudeta dalam sebuah truk yang membawa mereka ke penjara Abu Zaabal hari ini,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

“Mereka dikabarkan dibunuh di dalam truk mereka dengan peluru tajam dan gas air mata yang ditembakkan dari jendela,” tambahnya.

Polisi Mesir, Senin, juga mengatakan militan telah menyerang dua minibus polisi di Sinai utara. Militan menembakkan granat berpeluncur roket di perbatasan Rafah yang menewaskan 24 polisi. Seperti dilansir News.com.au, Senin, petugas polisi mengatakan serangan itu juga menyebabkan tiga polisi terluka. Sementara AFP sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara, Senin, melaporkan pemerintah Mesir menutup perbatasan Rafah setelah insiden serangan tersebut. (mg263/JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya