SOLOPOS.COM - Barikade terpasang di pintu Monumen Peringatan Pahlawan Perang Dunia II di Washington DC, Amerika Serikat (AS), setelah Presiden Barack Obama menghentikan seluruh kegiatan pemerintah federal AS, Selasa (1/10/2013). Kongres AS tak mencapai kata sepakat untuk menerapkan sistem baru jaminan kesehatan yang dikenal dengan Obamacare sehingga anggaran pemerintah AS pun belum disepakati hingga waktu semestinya. Krisis itu membuat pemerintah AS merumahkan tanpa bayaran 1 juta pekerja, menutup taman nasional, dan mengulur-ulur proyek penelitian medis gara-gara kehabisan biaya operasional. (JIBI/Solopos/Reuters/Kevin Lamarque)

Solopos.com, JAKARTA — Istana Kepresidenan berharap dapat meminimalisasi dampak isu penghentian kegiatan pemerintah federal (government federal shutdown) di Amerika Serikat (AS). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membahasnya dalam rapat paripurna, Selasa (1/10/2013).

“Apa yang terjadi di AS—yang baru saja, beberapa jam yang lalu—apa yang disebut government federal shutdown, itu memberikan implikasi kepada perekonomian dunia, perekonomian negara-negara lain,” kata Presiden saat membuka rapat paripurna di Kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Menurut Presiden, AS sebagai negara dengan perekonomian terbesar, situasi di AS dapat berpengaruh terhadap perekonomian dunia. “Ya begitulah, karena perekonomian terbesar di dunia, dolar itu di mana berada dan peregerakannya seperti apa juga tidak bebas dari kebijakan AS, kebijakan moneter utamanya, dengan demikian kita harus terus mengikuti, perkembangan dan dinamika di negara itu, maupun negara-negara penting lainnya,” tuturnya.

Anggota Staf Khusus Bidang Ekonomi dan Pembangunan Presiden, Firmanzah, mengatakan presiden mencermati perkembangan isu terkait government federal shutdown di AS. Pasalnya, ujarnya, hal itu akan berdampak pada belanja pemerintah di AS, ketidakpastian di mata investor.

Presiden, lanjutnya, juga meminta timnya untuk terus menghitung dampak shutdown AS itu pada perekonomian Indonesia secara keseluruhan. “Presiden juga tadi sampaikan untuk terus memonitor, terus menghitung. Mudah-mudahan dampaknya dapat kita minimalisir, paling tidak investor dunia dalam posisi wait and see,” ujarnya.

Namun demikian, Firmanzah menilai isu shutdown di AS tidak akan berdampak langsung terhadap Indonesia. Dampaknya, ujarnya, akan lebih terlihat kepada sikap investor yang mengambil posisi wait and see. “Dampaknya ke Indonesia rasanya tidak terlalu besar. Beda dengan rencana The Fed untuk mengurangi stimulus moneter karena berdampak pada likuiditas dollar, tidak hanya di AS tetapi juga di dunia langsung terasa.”

AS merupakan negara konsumen minyak terbesar di dunia dan kesehatan ekonominya memiliki pengaruh besar pada harga minyak mentah. Perekonomian AS juga terbilang sangat kuat berpengaruh pada kondisi ekonomi global. Krisis kini tengah menerpa pemerintah AS itu terjadi setelah kubu Partai Demokrat pendukung Obama dan kubu Partai Republik di Kongres AS tidak juga menemukan kesepakatan setelah sepekan memperdebatkan masalah anggaran Obamacare. Program ini adalah sistem kesehatan yang diajukan Obama.

Kubu Republik di cabang legislatif AS itu tidak menyetujui anggaran baru, yang isinya antara lain menaikkan batas utang pemerintah demi menjalankan sistem baru jaminan kesehatan AS yang populer dengan sebutan Obamacare. Kubu Republik mengajukan opsi penundaan setahun pelaksanaan UU Perawatan Kesehatan itu, namun kubu Demokrat pendukung Obama bertahan.

Menyusul kebuntuan itu, Barack Obama memutuskan merumahkan tanpa bayaran sekitar 1 juta pekerja, menutup taman nasional, dan mengulur-ulur proyek penelitian medis gara-gara kehabisan biaya operasional. Krisis AS ini populer disebut government shutdown. (JIBI/Solopos/Reuters/Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya