SOLOPOS.COM - Aksi Koalisi Rakyat Tidak Jelas di Jogja, Minggu (8/2/2015). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

KPK vs Polri membuat pegawai dan penyidik KPK resah. Ada yang menyebut KPK sekarang dimasuki “hantu”.

Solopos.com, JAKARTA — “Sekarang, KPK sedang dimasuki hantu-hantu. Hantu-hantu yang membuat kita takut dengan Bareskrim. Kita tidak takut meskipun kita mati.” Kata-kata itu lantang diucapkan seorang pegawai KPK dalam aksi demo di depan Gedung KPK, Selasa (3/3/2015).

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Aksi demo pegawai KPK tersebut dilakukan untuk menyikapi keputusan Plt. Ketua KPK, Taufiequrrachman Ruki, yang melimpahkan kasus Budi Gunawan (BG) ke Kejaksaan Agung (Kejagung).

Para pegawai dan penyidik KPK yang tergabung dalam Wadah Pegawai KPK itu menuntut tiga hal kepada para pimpinan KPK. “Menolak putusan Pimpinan KPK yang melimpahkan kasus BG (Budi Gunawan) ke kejaksaan,” tutur Ketua Wadah Pegawai KPK, Faisal.

Tuntutan kedua adalah mendesak pimpinan KPK untuk mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali (PK) atas putusan praperadilan Budi Gunawan di PN Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. Ketiga, mereka mendesak pimpinan KPK menjelaskan strategi pemberantasan korupsi kepada pegawai KPK.

Namun entah apa tujuan Taufiequrrachman Ruki datang ke aksi itu. Di depan para pegawai KPK yang berdemo, Ruki mengklaim suara mereka adalah suaranya.

“Saya bagian dari mereka karena itu dengan senang hati dengan saya simak dan saya tanda tangani [petisi]. Itu suara saya, mereka suara kami, saya dan Pak Indriyarto adalah bagian dari mereka,” kata Ruki.

Padahal, Ruki juga yang menyepakati pelimpahan kasus BG ke Kejaksaan Agung. Ruki pula yang menyebut bahwa KPK kalah dan masih banyak tugas yang harus diselesaikan selain kasus BG.

“Masih banyak kasus di tangan kami masih ada 36 yang harus diselesaikan, kalau terfokus pada kasus ini [Budi Gunawan], yang lain jadi terbengkalai belum lagi prapreradilan-praperadilan,” kata Ruki dalam konferensi persnya di Jakarta Senin (2/3/2015).

Sebelumnya, kritik juga datang dari Indonesia Corruption Watch (ICW). Mereka menilai KPK semakin melempem dalam menangani korupsi sejak dimasuki tiga Plt. Pimpinan KPK baru yaitu Taufieqqurrachman Ruki, Johan Budi, dan Indriyarto Seno Adji.

Koordinator Divisi Monitoring Hukum dan Peradilan ICW, Emerson Yuntho, menuturkan hal tersebut dapat dilihat dari sikap Plt Ketua KPK, Taufiequrrachman Ruki yang mengaku kalah dalam kasus Budi Gunawan.

“Kami kecewa, karena KPK menyerah sebelum memperjuangkan segala kemungkinan upaya hukum yang ada di hadapan mata,” tutur Emerson Yuntho di Gedung KPK Jakarta, Senin (2/3/2015).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya