SOLOPOS.COM - Sejumlah mobil taksi Kosti Solo parkir di pangkalan taksi Solo Baru, Sukoharjo, Senin (4/7/2011). (Burhan Aris Nugraha)

Sejumlah mobil taksi Kosti Solo parkir di pangkalan taksi Solo Baru, Sukoharjo, Senin (4/7/2011). (Burhan Aris Nugraha)

Solo (Solopos.com)–Kosti Solo dan dua koperasi lain didaulat mewakili Solo untuk bersaing di tingkat nasional sebagai koperasi berprestasi. Tiga koperasi tersebut bersaing dengan koperasi wakil dari sembilan daerah di Tanah Air.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Kepala Bidang (Kabid) Koperasi Dinkop & UMKM Solo, Didik Ari Putranto, mengatakan meski pamor meredup, banyak koperasi yang sukses. Kosti menjadi salah satu kandidat koperasi berprestasi lantaran berdasarkan pemeriksaan kesehatan koperasi tahun 2009/2010 lalu masuk kategori koperasi sehat. Selain itu, kemandirian Kosti dan upayanya untuk mengentaskan anggota dari masalah perekonomian juga menjadi alasan mengapa Kosti Solo dipilih.

“Kosti masuk kategori koperasi sehat dengan kriteria sesuai dengan Permen (Peraturan menteri-red) No 20/2008 tentang penilaian kesehatan koperasi. Kosti menjadi salah satu wakil Solo di tingkat nasional, bersama Koperasi Pegawai Telkom dan Primer Koperasi Angkatan Darat D 01,” jelas Didik, saat dijumpai Espos, di ruang kerjanya, Senin (4/7/2011).

Kandidat koperasi berprestasi memang tak salah diberikan kepada Kosti Solo. Sebab, di tengah persaingan intermoda yang kian ketat, Kosti tercatat mampu membukukan peningkatan sisa hasil usaha (SHU) dari tahun ke tahun. Ketua Kosti Solo, Bhayu, mengatakan Kosti hadir sebagai solusi atas kebutuhan para pengemudi taksi. Dengan bergabung di Kosti, para pengemudi memiliki kesempatan untuk memiliki armada taksi sendiri. Hal ini sejalan dengan semangat koperasi untuk mensejahterakan anggotanya.

“Saat ini, Kosti memiliki 175 unit armada milik anggota. Sistem pembelian armada taksi itu dilakukan dengan kerjasama Kosti dan bank. Dengan sistem semacam itu, pengemudi taksi terbantu karena bisa memiliki taksinya sendiri. Mereka juga tidak bergantung pada pengusaha atau perusahaan yang mematok beban setoran tinggi,” terang dia.

Soal keanggotaan, Bhayu menerangkan sejak berdiri tahun 1994 kini Kosti memiliki 352 anggota. Anggota Kosti pada awalnya berasal dari para pengemudi angkuta dan taksi yang berkumpul. Mereka berpendapat tidak akan mungkin meningkatkan penghasilan jika terus bergabung dengan pengusaha besar. Akhirnya berangkat dari keinginan untuk mandiri, mereka bergabung membentuk Kosti. Para anggota Kosti yang semula masih bekerja pada perusahaan lain memilih keluar dan aktif di Kosti. Dari uang yang mereka setor setiap hari itulah lambat laun masing-masing memiliki taksi.

Tak hanya soal kepemilikan taksi, dia menambahkan, Kosti juga peduli terhadap kualitas SDM pengemudi taksi. Untuk keperluan itu, pihaknya rutin melakukan pelatihan dengan bekerja sama dengan instansi pemerintah, baik dinas koperasi maupuan dinas perhubungan tingkat kota/provinsi. Pelatihan bahasa juga diberikan agar para pengemudi mampu menangani tamu dari berbagai latar belakang asal. Sementara dari sisi spiritual, anggota Kosti Solo diajak bergabung dalam kelompok pengajian Islam/Kristen. Ada pula kelompok seni. “Jadi biar hidup itu seimbang, kita butuh kesenian juga. Kosti punya reog, karawitan dan band Koes Plus.”

(tsa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya