SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pyongyang–Korea Utara (Korut) berang pada Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel). Korut bahkan mengancam kedua negara itu.

Kemarahan Korut dikarenakan keikutsertaan Korsel dalam program Proliferation Security Initiative (PSI) pimpinan AS. Program antiproliferasi itu untuk mencegat kapal-kapal yang diduga mengangkut senjata pemusnah massal.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Pemerintah Korsel pada Selasa, 26 Mei kemarin mengumumkan untuk bergabung dalam PSI guna menghentikan perdagangan senjata pemusnah massal. Keputusan itu disampaikan Korsel setelah Korut melakukan uji coba nuklir.

Korut mencetuskan, keputusan Korsel itu sama dengan deklarasi perang. Korut juga tidak akan menjamin keselamatan kapal-kapal Angkatan Laut AS dan Korsel yang berlayar di wilayah konflik dekat perbatasan laut Korea barat.

“Setiap tindakan permusuhan sekecil apapun terhadap republik kami, termasuk pencegatan dan penggeledahan kapal-kapal kami… akan menghadapi aksi militer yang kuat dan cepat sebagai responsnya,” demikian statemen perwakilan militer Korut seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (27/5).

“Militer kami tidak akan lagi terikat pada perjanjian gencatan senjata karena kepemimpinan AS saat ini telah menyeret boneka-boneka (Korsel) ke dalam PSI,” demikian statemen yang disampaikan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA).

Ditegaskan Korut, jika gencatan senjata dua Korea tidak lagi mengikat, “semenanjung Korea akan kembali pada keadaan perang.”

“Mereka yang telah memprovokasi kami akan menghadapi hukuman tanpa ampun yang tak terbayangkan,” tegas Korut.

dtc/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya