SOLOPOS.COM - Seorang korban serangan senjata kimia di Suriah mendapat pertolongan medis, Selasa (4/4/2017). (JIBI/Reuters/Ferhat Dervisoglu)

 

Korban tewas akibat serangan senjata kimia di Suriah terus bertambah hingga ratusan.

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Solopos.com, JAKARTA — Jumlah korban tewas akibat serangan senjata kimia di kota yang diduduki pemberontak di Suriah bertambah menjadi 100 dengan 400 orang mengalami luka-luka. Serangan ini terjadi di Provinsi barat laut Idlib, Suriah, yang saat ini masih dikuasai oleh kelompok pemberontak.

Dari keterangan Observatorium Suriah untuk HAM pada Rabu (5/4/2017), sebagaimana dikutip laman Reuters, dari 100 orang korban tewas, 30-an di antaranya adalah anak-anak.

Saat ini, petugas medis fokus melakukan penyelamatan di Provinsi barat laut Idlib, Suriah, yang dikuasai oleh pemberontak. Namun, sebuah sumber yang berasal dari militer Suriah membantah keras jika tentara yang telah menggunakan senjata tersebut.

Kelompok pemantau HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights (Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia) mengatakan bahwa serangan ini diyakini telah dilakukan oleh jet tentara Suriah, dan menyebabkan banyak orang mendadak tersedak, bahkan beberapa korban mengeluarkan busa dari mulut mereka.

Rata-rata yang mengalami gejala ini adalah anak-anak di bawah usia delapan tahun.

“Pagi ini, pukul 06.30, pesawat-pesawat tempur yang menargetkan Khan Sheikhoun dengan gas, diyakini berisi sarin dan klorin. Serangan itu telah menewaskan lebih dari 50 orang dan melukai 300 orang,” kata Kepala Otoritas Kesehatan Idlib, Mounzer Khalil dalam konferensi pers, Selasa (4/4/2017).

“Sebagian besar rumah sakit di Provinsi Idlib sekarang dipenuhi dengan orang-orang yang terluka,” tambah Khalil.

Menurut Kelompok Bantuan Medis Suriah, dari 400 orang yang terluka ini hampir semua mengalami gangguan pernapasan. The Union of Medical Care Organizations memprediksi korban tewas akan terus meningkat.

“Kami telah melihat lebih dari 40 serangan sejak 06.30 pagi, jumlah korban terus meningkat di wilayah Idlib serta serangan tidak beracun di Hama,” kata kelompok tersebut.

Peristiwa ini akan menandai serangan kimia mematikan di Suriah sejak peristiwa gas sarin yang menewaskan ratusan warga sipil di Ghouta di dekat ibu kota pada bulan Agustus 2013. Negara-negara Barat mengatakan pemerintah Suriah bertanggung jawab atas serangan 2013.

Sebagian besar wilayah Provinsi Idlib dikuasai oleh aliansi pemberontak yang termasuk Fateh al-Sham Front, bekas afiliasi Al-Qaeda. Wilayah itu kerap menjadi target serangan udara rezim Suriah serta pesawat-pesawat tempur Rusia yang merupakan sekutu utama Suriah. Idlib juga telah beberapa kali dibombardir oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat untuk memerangi kelompok ISIS.

Serangan gas ini terjadi hanya beberapa hari setelah pada pasukan yang setia pada Presiden Suriah Bashar al-Assad dituduh menggunakan senjata kimia dalam serangan di provinsi Hama.

Pihak oposisi menuduh pasukan pemerintah menggunakan “bahan beracun” dalam pertempuran menghadapi para pemberontak. Menurut Observatory, sekitar 50 orang mengalami gangguan pernapasan akibat serangan udara di sebelah utara provinsi Hama pada Kamis (30/3/2017) waktu setempat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya