KORBAN SUKHOI: Pemkab Luwuk Bangai Sambut Jenazah Susana

(Foto detikcom)

JAKARTA-Pemerintah Kabupaten Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah akan menggelar upacara penyambutan dan pelepasan jenazah  Susana Famela Rompas, salah satu korban Sukhoi Superjet 100.

Promosi BRI Meraih Dua Awards Mobile Banking dan Chatbot Terbaik dalam BSEM MRI 2024

“Tanggal 23 hari Rabu kita ke Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah. Di sana, kabupaten akan ada penjemputan dari Bupati Sofyan Mile,” ujar ayah Susana, Terry Rompas, di RS Polri Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (22/5/2012).

Upacara penjemputan dan pelepasan jenazah sengaja digelar untuk Susana oleh Pemkab Luwuk Banggai karena Susana merupakan putri daerah yang dianggap banyak mengharumkan daerah. “Jadi nanti akan ada acara penyambutan dan pelepasan. Nanti kalau sempat bupati juga akan hadir di acara pelepasan,” sambung Terry.

Selasa ini, bersama keluarga korban lainnya, keluarga Putri Pariwisata 2008 itu akan melihat jenazah Susana. Untuk menguatkan orang tua Susana, keluarga dan kerabat akan turut hadir ke RS Polri. Untuk acara ini, orang tua Susana juga telah menggandeng seorang pendeta.

“Nanti saya, pendeta, dan ibunya (yang melihat). Kalau ibunya kuat, kalau nggak kuat ya nggak usah,” kata Terry.

Meski terlihat tegar, namun berbagai perasaan berkecamuk di hati Terry menjelang detik-detik melihat jenazah putrinya. Tidak terbayangkan dia akan melihat sosok anaknya dalam keadaan tak bernyawa dan dengan kondisi fisik yang tak lagi sama.

“Kalau kita itu memang merasa berat ya. Tidak terbayangkan. Tapi kita harus siap. Ya pasrah saja,” ucap Terry.

Saat melihat kondisi jenazah, keluarga juga akan didampingi psikolog dari RS Polri. Terry mengapresiasi pendampingan ini. Dia juga menambahkan kemarin pihaknya telah menyerahkan pakaian jenazah untuk Susana. Nah, pemulangan jenazah ke tanah kelahiran Susana difasilitasi perusahaan tempat Susana bekerja, Sky Aviation.

Seperti diberitakan sebelumnya, Susana dan 44 orang lainnya menjadi korban kecelakaan Sukhoi SuperJet 100. Pesawat buatan Rusia itu menabrak Gunung Salak hingga badannya hancur berkeping-keping pada 9 Mei lalu.