SOLOPOS.COM - ANTRE TENDA -- Warga selamat dari gempa bumi dahsyat Turki berdesakan menunggu pembagian tenda bagi keluarga mereka di Kota Ercis, Kamis (27/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/Antara/Reuters)

Ercis (Solopos.com) – Sebagian besar korban yang selamat dari gempa dahsyat di Turki kini justru merana karena harus tinggal di udara terbuka yang dingin lantaran kurangnya tenda dan tempat perlindungan lainnya. Gempa ini tercatat menewaskan sekitar 523 orang.

ANTRE TENDA -- Warga selamat dari gempa bumi dahsyat Turki berdesakan menunggu pembagian tenda bagi keluarga mereka di Kota Ercis, Kamis (27/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/Antara/Reuters)

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Beberapa orang menyalahkan Partai AK yang berkuasa atas lambatnya bantuan, dan menuduh sejumlah pejabat hanya memberikan bantuan kepada para pendukungnya, setelah lama mengantri dan tidak ada tenda tersisa, Kamis (27/10/2011). Sebagian mengatakan ada yang ingin mengambil keuntungan dengan cara menimbun tenda dan menjualnya kembali.

“Mereka mulai basah dan sakit. Kami sudah mengantri selama empat hari, namun tetap tidak mendapat apa-apa. Ketika kami sudah berada di baris depan, mereka bilang tendanya sudah habis,” kata Fetih Zengin, seorang agen perumahan. Rumahnya rusak di Ercis, kota dengan 100 ribu rumah yang hancur total akibat gempa berkekuatan 7.2 skala Richter yang terjadi pada Minggu (23/10/2011). “Kami tidur di bawah selembar plastik yang diikatkan pada beberapa papan kayu yang kami temukan. Kami memiliki sepuluh anak, mereka mulai sakit. Setiap orang butuh tenda, salju mulai turun. Ini adalah bencana,” tambahnya.

Ergun Ozmen, 37, sambil membawa roti setelah mengantre makanan berkata, “Orang-orang mengambil sepuluh tenda dan menjualnya. Ini memalukan. Saya tidur di taman kota sepanjang malam dan kehujanan,” keluhnya. “Sepatu saya terendam air. Saya baru mendaftarkan diri untuk mendapatkan tenda pagi ini karena sibuk mengubur korban yang tewas,” katanya.

Jumlah korban tewas bertambah jadi 523, sementara 1.650 terluka akibat gempa terbesar yang menyerang Turki lebih dari satu Dekade itu. Pihak Administrasi Bencana dan Gawat Darurat mengatakan 185 orang berhasil diselamatkan dari gedung-gedung yang runtuh akibat gempa. Pencarian korban yang selamat masih terus berlanjut, tetapi di beberapa lokasi sudah dihentikan.

Tubuh seorang ibu dan bayinya ditarik keluar dari reruntuhan gedung sepanjang malam, kata seorang saksi mata. Beberapa negara telah menjawab panggilan Turki untuk membantu persediaan tenda, rumah sementara dan kontainer. Media Turki mengatakan bahwa rumah sementara yang dikirim oleh Israel, meskipun hubungan kedua negara tersebut kurang baik, sedang dalam perjalanan menuju Van pada Kamis.

Di pusat kota Ercis, orang-orang berbaris dan mengantri untuk mendapatkan tenda di tengah lumpur dan hujan dingin. Salju turun sepanjang malam di pegunungan dan mereka takut akan serangan musim dingin. Sesekali terjadi baku hantam di antara mereka. Para anggota keluarga yang lelah berharap orang-orang yang mereka cintai segera ditemukan, berjaga-jaga di sekitar lokasi rumahnya yang hancur sambil mencari tanda-tanda kehidupan mereka.

Sepanjang malam, sekelompok orang yang selamat dan tidak memiliki tempat tinggal berkeliaran tanpa tujuan, tak ada rumah yang dituju, berkerumun mengelilingi api seiring menurunnya suhu ke titik beku. Sebagian berkumpul di dalam tenda penampungan. “Setelah 15 hari, setengah dari jumlah orang yang ada di sini akan tewas, membeku sampai mati,” kata Orhan Ogunc yang berasal dari Guvencli, desa dengan 200 rumah yang terletak di antara pedalaman bukit Ercis dan kota Van. Keluarganya memiliki sebuah tenda bantuan Bulan Sabit Merah dan berbagi dengan lima keluarga lain.

JIBI/SOLOPOS/Ant/Rtr

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya