SOLOPOS.COM - Ilustrasi badai irma (Abcnews.com)

Solopos.com, JAKARTA — Jumlah korban meninggal akibat Topan Rai yang menerjang Filipina pekan lalu bertambah menjadi 375 jiwa, sementara 56 orang masih dinyatakan hilang.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Judha Nugraha mengatakan tidak ada korban jiwa maupun luka dari WNI yang tinggal di wilayah terdampak Topan Rai di negara tetangga Filipina.

Promosi Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

“Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya korban jiwa maupun luka dari WNI yang tinggal di wilayah terdampak Topan Rai,” ujar Judha Nugara dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (22/12/2021) seperti dilansir Antara.

Kondisi yang dihadapi beberapa WNI adalah akses listrik yang masih belum aktif kembali di beberapa lokasi.

Baca Juga: Terjerat Kasus Pajak, Ratu Internet China Huang Wei Didenda Rp3 Triliun

Ia mengatakan KBRI Manila dan KJRI Davao telah menjalin komunikasi intensif dengan otoritas Filipina dan simpul simpul komunitas masyarakat Indonesia di Filipina untuk memonitor dampak Topan Rai. “Dalam data lapor diri KBRI Manila, tercatat 33 WNI menetap di wilayah Cebu,” kata dia.

Sebelumnya, Badan Tanggap Bencana Filipina mengatakan Topan Rai telah berdampak kepada hampir 1 juta orang dan memaksa 442.424 penduduk mengungsi.

Perkiraan awal kerugian di sektor pertanian disebut mencapai 118,28 juta peso atau setara Rp33,8 miliar dan Rp64,4 miliar pada infrastruktur.

Pada Kamis (16/12/2021) sore waktu setempat, Topan Rai kali pertama menghantam Pulau Siargao di lepas pantai timur Pulau Mindanao di Filipina selatan.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini : 22 Desember 1948, Pemerintahan Darurat RI Berdiri

Topan Rai melanda Filipina selama tiga hari, mengakibatkan banjir dan tanah longsor serta meninggalkan jejak kehancuran di wilayah Filipina tengah dan selatan, termasuk beberapa wilayah di pulau utama Luzon.

“Kami masih menilai kerusakannya, tetapi sangat besar. Topan tersebut meratakan seluruh rumah, tidak ada listrik, air, dan makanan,” kata Menteri Pertahanan dan Ketua NDRRMC Delfin Lorenzana.

Sebelumnya kepolisian Filipa mengatakan, jumlah korban tewas akibat Topan Rai yang menerjang Filipina pekan lalu bertambah menjadi 375 jiwa, sementara 56 orang masih dinyatakan hilang.

“Bertambahnya jumlah korban tergantung pada validasi dari daerah yang terkena dampak,” demikian laporan terbaru Kepolisian Nasional Filipina pada Senin (20/12/2021).

Baca Juga: Omicron Menyebar Lebih Cepat dari Delta, WHO Minta Liburan Dibatalkan

Laporan itu mengatakan korban meninggal tercatat di Visayas Tengah dan daerah Caraga di wilayah timur laut Pulau Mindanao.

Topan Rai melanda Filipina selama tiga hari, mengakibatkan banjir dan tanah longsor serta meninggalkan jejak kehancuran di wilayah Filipina tengah dan selatan, termasuk beberapa wilayah di pulau utama Luzon.

“Kami masih menilai kerusakannya, tetapi sangat besar. Topan tersebut meratakan seluruh rumah, tidak ada listrik, air, dan makanan,” kata Menteri Pertahanan dan Ketua NDRRMC Delfin Lorenzana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya