SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BERLIN--Sebuah koran Jerman memberitakan bahwa Presiden AS Barack Obama memang tahu dinas intelijennya tengah memata-matai Angela Merkel sepanjang tahun 2010.

Menurut kantor berita Reuters, laporan itu berbalik 180 derajat dengan pernyataan Obama kepada pemimpin Jerman itu bahwa dia tak mengetahui aktivitas intelijennya tersebut.

Promosi BRI Kembali Gelar Program Pemberdayaan Desa Melalui Program Desa BRILiaN 2024

Jerman telah menerima informasi pekan ini bahwa Lembaga Keamanan Nasional AS (NSA) telah menyadap ponsel Kanselir Angela Merkel yang mendorong Berlin memanggil Duta Besar AS di Jerman yang adalah langkah tak biasa dilakukan sepanjang masa pasca Perang Dunia II mengingat hubungan kedua negara yang sangat dekat.

NSA membantah Obama telah diinformasikan mengenai operasi intelijen itu oleh bos NSA pada 2010, namun NSA tak mengomentari apakah Obama tahu aktivitas penyadapan telepon genggam Angela Merkel.

Baik Gedung Putih maupun pemerintah Jerman menolak mengomentari hal ini.

Wall Street Journal melaporkan bahwa NSA mengakhiri program spionase yang melibatkan Merkel itu setelah operasi ini terungkap dalam pratinjau pemerintah Obama awal musim panas ini.  Menurut the Journal penyadapan itu menyasar 35 pemimpin dunia.

Menanggapi laporan WSJ tersebut, juru bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) Caitlin Hayden menyatakan Obama telah memerintahkan pengkajian atas kapabilitas intelijen AS.

Mengutip sumber di kantor pemerintahan Merkel, sejumlah media Jerman melaporkan bahwa Obama meminta maaf kepada Merkel ketika dia menelepon pemimpin Jerman itu.

Obama juga berjanji menghentikan penyadapan tersebut.

Koran Bild am Sonntag, mengutip seorang pejabat dinas intelijen AS yang terlibat dalam operasi NSA kepada Merkel, mengungkapkan bahwa Kepala NSA Jenderal Keith Alexander telah memberitahukan program ini kepada Obama secara pribadi pada 2010.

“Obama tak menghentikan operasi ini melainkan membiarkan itu berlanjut,” lapor media Jerman mengutip sumber intelijen tersebut.

Agustus lalu, pemerintah Merkel mendesak AS memberi jaminan untuk mematuhi hukum Jerman. Lalu minggu ini kritik semakin kencang, salah satunya dari Volker Kauder, kepala partai berkuasa pimpinan Merkel di parlemen.

Kauder menyebut prilaku AS itu melanggar kesalingpercayaan, sedangkan Menteri Dalam Negeri Hans-Peter Friedrich menyebut “penyadapan sebagai kejahatan dan siapa pun yang melanggar harus dihukum.”

Lain halnya dengan Thomas Oppermann, juga dari parlemen Jerman. Dia menyatakan Edward Snowden yang membocorkan dokumen rahasia itu sebagai saksi, demikian Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya