SOLOPOS.COM - Kim Jong Un (Dok/JIBI/Solopos/Reuters)

Kontroversi Korea Utara kembali terjadi setelah Korut melakukan uji coba bom hidrogen.

Solopos.com, SOLO – Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un, mengatakan uji coba bom hidrogen dilakukan sebagai  bagian dari upaya pertahanan diri melawan ancaman perang nuklir Amerika Serikat (AS). Kim juga menekankan Korut memiliki hak untuk melakukan hal itu.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

“Uji H-Bom DPRK [Republik Demokratik Rakyat Korea] merupakan sebuah langkah pembelaan diri untuk mempertahankan perdamaian di Semenanjung Korea dan keamanan regional dari bahaya perang nuklir yang disebabkan oleh imperialis pimpinan  AS,” kata Kim seperti dilansir Reuters, Minggu (10/1/2016).

Korut melakukan uji coba nuklir keempatnya pada Rabu (6/1/2016). Tindakan itu memicu kemarahan AS dan Tiongkok yang tidak mendapat pemberitahuan sebelumnya.

“Ini adalah hak yang sah dari negara yang berdaulat dan sebuah tindakan wajar, tidak ada seorangpun yang dapat mengkritiknya,” tambahnya.

Komentar Kim sejalan dengan retorika Korut menyalahkan AS menyebarkan senjata nuklir di Semenanjung Korea untuk membenarkan program nuklirnya. AS telah mengatakan tidak memiliki senjata nuklir yang ditempatkan di Korea Selatan (Kosel).

AS memulai perundingan untuk menempatkan senjata-senjata srategis di Semenanjung Korea. Sejumlah media mengabarkan senjata itu kemungkinan  termasuk pesawat pembom B-2 dan B-52, serta sebuah kapal selam bertenaga nuklir.

Pesawat B-52, terbang rendah  di wilayah  Korsel pada Minggu. Militer AS mengatakan B-52 yang mampu mengangkut senjata nuklir terbang dengan dua pesawat tempur lain,  dimana salah satunya milik Korsel di di Pangkalan Udara Osan. B-52 kemudian kembali ke pangakalan di Guam. Osan terletak sekitar 100 kilometer dari perbatasan Korut.  “Penerbangan ini sebagai respons atas aksi provokatif terbaru Korea Utara,” kata militer AS.

Letjen Terrence O’Shaughness dari kemiliteran AS juga memberikan komentarnya.  “AS tetap teguh dalam komitmennya untuk membantu pertahanan Republik Korea [Korsel] dan menjaga stabilitas di Semenanjung Korea,” tuturnya.

Pada satu sisi, sejumlah pakar senjata di AS menilai uji coba bom yang menimbulkan sebuah gempa tremor 5,1 skala Ritcher, terlalu kecil untuk ukuran sebuah bom hidrogen.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya