SOLOPOS.COM - Kapolri baru pilihan Jokowi ditolak ICW, Kamis (15/1/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

Penetapan Budi Gunawan jadi tersangka oleh KPK diwarnai tudingan tak sedap bahwa Abraham Samad sering menemui elite PDIP secara rahasia.

Solopos.com, BOGOR — Plt. Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menilai Ketua KPK Abraham Samad telah berperilaku tak pantas melakukan pertemuan politik dengan elite parpol sehubungan pencalonannya sebagai cawapres Joko Widodo pada Pilpres 2014.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Tudingan Hasto tersebut terkait tulisan di Kompasiana berjudul Rumah Kaca Abraham Samad yang menyebut Abraham Samad terlibat tawar-menawar politik dengan PDIP dan rivalitas dengan Komjen Pol. Budi Gunawan. Namun ucapan Hasto dibantah oleh Sekretaris Kabinet (Seskab), Andi Widjajanto.

Mantan deputi Tim Transisi Jokowi tersebut mengatakan Abraham Samad memang sempat masuk daftar cawapres Jokowi. Namun tim sukses kesulitan melakukan evaluasi karena tidak mungkin melakukan pertemuan karena etika kepemimpinan yang ada di KPK.

“Jadi kami tidak bisa, misalnya bertemu, wawancara dengan AS [Abraham Samad]. Yang kami lakukan hanya mengandalkan media dan data2-data publik yang tersedia,” ujar Andi Widjajanto di Istana Bogor, Kamis (22/1/2015).

Andi menambahkan Abraham Samad tidak mungkin bertemu dengan elite PDIP karena tidak mungkin bergerak tanpa pengawal KPK. Oleh sebab itu, menurutnya, pernyataan Hasto tidak benar. “Setahu saya itu tidak dimungkinkan, Pak AS tidak bergerak sendirian tanpa pengawal KPK,” jelas Andi Widjananto.

Sebelumnya, Hasto menilai perilaku AS tidak pantas dan merekomendasikan KPK membentuk komite etik sehubungan perilaku pimpinan lembaga antirasuah tersebut. Ia dan Hendropriyono siap bersaksi di depan komite etik.

Pencalonan AS sebagai cawapres Jokowi awalnya dibahas oleh tim 11 bentukan Megawati Soekarnoputri pada Februari 2014. Ada tujuh nama kandidat yang diusulkan, salah satunya Abraham Samad, tetapi Megawati memutuskan Jusuf Kalla.

Isu ini menjadi gunjingan publik setelah muncul tulisan di situs Kompasiana dengan judul Rumah Kaca Abraham Samad. Tulisan atas nama Sawito Kartowibowo itu tertanggal 17 Januari 2015 atau setelah Komjen Pol. Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

Dalam tulisan itu, disebutkan bahwa Ketua KPK, Abraham Samad, memiliki hubungan dekat dengan beberapa petinggi di PDIP. Selain itu, Samad juga disebut kerap bertemu dengan beberapa petinggi PDIP secara rahasia saat Pilpres 2014.

Tulisan itu juga menyebut ada kalimat dendam politik. “Kenapa Jenderal Budi Gunawan yang punya lobi politik kuat mengusulkan Jusuf Kalla, sampai-sampai Samad tersingkir dan marah besar. Samad juga harus jujur ke publik soal tingkah lakunya dalam mendekati PDIP,” sebut tulisan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya