SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com)–Konsumsi BBM Bersubsidi jenis Premium selama 4 bulan pertama di 2011 atau dari Januari hingga April sudah mendekati 8 juta kiloliter, yakni tepatnya 7.884.000 KL. Angka tersebut lebih tinggi 3,6% dari kuota selama 4 bulan pertama di 2011.

“Jumlah konsumsi Premium itu sudah mencapai 7.884.000 KL dari Januari sampai April,” ujar Adi Subagyo, selaku Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas), Selasa (3/5/2011), malam.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Secara persentase, Adi menyampaikan konsumsi Premium sudah mengalami kenaikan sebesar 3,6% jika dihitung dari kuota menyeluruh dari Januari-April. Jika dibagi merata tiap bulannya dari kuota yang sudah ditentukan, jelas ini mengalami kenaikan dari total kuota Premium yang ditetapkan dalam APBN 2011 sebesar 38,5 juta KL.

“Jadi kalau kenaikannya sudah tidak bisa dibendung lagi, nanti kita akan meminta untuk diusulkan penyesuaian kuota pada APBN-P. Jadi, kalau Premium terus menerus naik, artinya kan kuota berkurang, nah kita mempersiapkannya untuk APBN-P,” jelas Adi.

Adi menjelaskan kenaikan volume Premium ini antara lain diakibatkan karena kenaikan harga Pertamax yang cukup tinggi yakni sekarang saja sudah menyentuh Rp 9050/liter. Maka itu, sangat jelas jika banyak masyarakat yang tadinya menggunakan Pertamax akan segera beralih ke BBM jenis premium yang harganya hanya Rp 4500/liter.

“Harga Pertamax naik terus, otomatis kan banyak yang beralih ke Premium lagi. Namun sejauh ini, kenaikan konsumsi Premium masih sedikit. Tapi kalau pertanyaannya ‘jika kuota (Premium) tidak cukup gimana?’ Ya minta tambah, tapi bukan mengajukan tambahan, itu nanti di kita usulkan di APBN-P,” tukas Adi.

Adi menambahkan realisasi konsumsi Januari-April untuk dua jenis konsumsi BBM subsidi lainnya, yakni minyak tanah mengalami penurunan sekitar 17% dan BBM solar ternyata mengalami kenaikan 5% dari kuotanya.

Seperti diketahui, mengingat terus naiknya harga Pertamax belakangan ini membuat banyak konsumen yang terbiasa menggunakan Pertamax  terpaksa menyerah dan harus beralih ke Premium. Akibatnya, kuota Premium yang sudah ditetapkan dalam APBN 2011 bisa terancam jebol.

Sejauh ini, pemerintah belum melakukan tindakan tertentu terkait terus meningkatnya konsumsi Premium ini. Pemerintah masih mencoba melakukan Program Pertamaxisasi dan terus menghimbau masyarakat agar tidak menggunakan Premium bagi yang mampu via Spanduk, Running Text, dan juga struk himbauan di setiap SPBU. Namun, masih banyak yang menilai bahwa cara yang dilakukan pemerintah tersebut dinilai kurang efektif dan kenyataannya di lapangan konsumsi Premium masih mengancam ambang batas kuotanya tahun ini.

(detik.com/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya