SOLOPOS.COM - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kiri) dan putrinya, Puan Maharani, menghadiri acara ramah tamah sebelum Kongres IV PDIP di Hotel Inna Grand Bali Beach, Rabu (8/4/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Kongres PDIP 2015 ditandai maraknya spanduk sambutan di Bali. Namun tak ada nama Jokowi di sana.

Solopos.com, DENPASAR — Kongres PDIP 2015 di Denpasar, Bali, disambut dengan spanduk-spanduk yang bertebaran di jalan-jalan kota. Namun, tak ada satu pun spanduk yang memuat nama atau gambar Jokowi, presiden yang diusung PDIP.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Laporan Metro TV dari Bali menyebutkan dalam spanduk-spanduk tersebut, hanya gambar Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, dan Presiden pertama RI, Soekarno. Bahkan ada spanduk yang menunjukkan pesan cukup keras, seperti “ganyang oportunis dari struktur partai”.

Sementara itu, sebanyak 34 DPD PDIP dan Presiden Jokowi melakukan kesepakatan berupa komitmen mensinergikan antara program pemerintahan dan partai yang akan dikawal legislatif.

Hasil kesepakatan itu dicapai setelah presiden melakukan pertemuan dengan 34 DPD bersama Puan Maharani dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo di sela-sela Kongres IV PDIP di Sanur.

“Ini bukan hanya untuk PDIP, tetapi bagaimana supaya pemerintahan berjalan efektif,” ujar Puan Maharani, Kamis (9/4/2015).

Menurut Puan Maharani, pertemuan itu penting karena kondisi politik yang kondusif akan membantu jalannya pemerintahan. Akan sangat tidak kondusif, jelasnya, apabila dinamika politik selalu gonjang-ganjing dan berpengaruh terhadap perekonomian.

Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini menegaskan pertemuan tersebut merupakan salah satu upaya agar rakyat mendapatkan program-program pemerintah. Selain itu, memungkinkan adanya rekomendasi dari daerah kepada pemerintahan Presiden Jokowi.

Dalam pidatonya hari ini, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyebut ada orang-orang oportunis yang melakukan gerakan deparpolisasi. Deparpolisasi ini disinyalir tidak berdiri sendiri, namun juga bergabung dengan kekuatan pemilik modal.

“Mereka adalah kaum oportunis. Mereka tidak mau berkerja keras membangun partai. Mereka tidak mau mengorganisir rakyat, kecuali menunggu, menunggu, dan selanjutnya menyalip di tikungan saudara-saudara. Karena itulah kembali saya tegaskan, bahwa jalan ideologi adalah pilihan benar,” kata Megawati Soekarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya