SOLOPOS.COM - Pemimpin Al Qaeda, Al Zawahiri. (Istimewa/Youtube)

Konflik Timur Tengah terus berlanjut. Al Qaeda menyerukan serangan ke Arab Saudi.

Solopos.com, RIYADH – Pemimpin Al Qaeda, Ayman al-Zawahri, menyerukan serangan ke Arab Saudi dan sekutu Barat negara itu sebagai pembalasan atas eksekusi terhadap 43 anggotanya. Kelompok intelijen SITE, Kamis (14/1/2016), mengatakan seruan itu dinyatakan dalam sebuah rekaman audio pada Selasa (12/1/2016).

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Ia seperti dikabarkan Reuters, mendorong penggulingan pemerintahan dinasti Al Saud dan mendesak para pengikutnya di tempat lain menyerang pihak Barat yang menjadi sekutu Riyadh. Seperti diketahui, Riyadh mengeksekusi 47 orang pada Sabtu (9/1/2016), di mana 43 diantaranya merupakan militan Al Qaeda.

Mereka dieksekusi karena berperan dalam sejumlah serangan pada 2003 -2006 di Arab Saudi. Ratusan orang, baik penduduk setempat maupun warga asing tewas dalam serangan itu. Sementara empat orang lainnya yang dieksekusi pada hari itu merupakan pengikut Syiah, termasuk Nimr al-Nimr.

Menurut Zawahri eksekusi terhadap Nimr adalah siasat Riyadh untuk memenangkan dukungan di Timur Tengah untuk melawan Iran. “Pembunuhannya [Nimr] merupakan salah satu manifetasi dari persaingan antara Saudi dan Iran untuk penguasaan kawasan,” ujarnya.

Al Qaeda sebelumnya telah mengeluarkan ancaman, Arab Saudi bakal membayar eksekusi anggotanya. Kelompok jaringan Al Qaeda di Yaman dan Afrika Utara dalam sebuah penyataan tertanggal 10 Januari mengatakan Riyadh tak menggubris peringatan mereka untuk tidak melakukan itu. Mereka menilai eksekusi itu hadiah tahun baru Riyadh untuk sekutu Baratnya.

Sementara di lain sisi, eksekusi itu juga membuahkan ketegangan antara Arab Saudi dan Iran yang mayoritas warganya pengikut aliran Syiah. Kedutaan besar Arab Saudi di Taheran diserbu demonstran yang memprotes eksekusi tersebut. Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran sebagai tanggapan atas serangan itu. Iran menilai Riyadh menggunakan penyerangan kedutaan besarnya di Taheran sebagai dalih untuk meningkatkan ketegangan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya