SOLOPOS.COM - Abbas Araqchi (Telegraph.co.uk)

Konflik Iran-Saudi diharapkan segera mereda. Iran mengingkan upaya perdamaian datang dari dua pihak.

Solopos.com, TEHERAN – Iran maupun Arab Saudi harus mengambil langkah-langkah untuk meredakan ketegangan. Hal tersebut dinyatakan Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, di Teheran, Senin (25/1/2016).

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Ketegangan antara kedua negara melonjak pada bulan ini setelah Riyadh mengeksekusi seorang ulama Syiah, Nimr al-Nimr. Tindakan itu memicu demonstrasi di Iran yang mayoritas warganya pengikut aliran Syiah. Para pengunjuk rasa menyerang Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran. Aksi tersebut  berbuntut pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran. Sejumlah negara sekutu Arab Saudi, melakukan langkah serupa. Arab Saudi dan Iran saling  tuding mengobarkan ketidakstabilan di Timur Tengah.

“Kami bersiap untuk mempertimbangkan inisiatif apapun yang dapat membantu kawasan ini lebih stabil dan tentunya lebih aman. Sehingga kami dapat menghadapi tantangan sesungguhnya dan ancaman nyata di kawasan ini seperti terorisme, ekstrimisme dan tentu saja sektarianisme yang merupakan sebuah ancaman besar untuk semua di kawasan ini,” kata Araqchi di Teheran, seperti dilansir Reuters.

Pencabutan Sanksi
Araqchi menambahkan sangat penting untuk memerangi elemen-elemen teroris.  Pada satu sisi, Iran memiliki sejumlah agenda setelah Uni Eropa dan  Amerika Serikat mencabut sanksi ekonomi dan finansial terhadap negara itu.

Presiden Iran, Hassan Rouhani bakal  mengunjungi Perancis dan Italia pekan ini. Rouhani akan memimpin 120 delegasi, termasuk pengusaha, pejabat dari Kementrian Minyak Iran serta  pejabat pemerintah lainnya.  Rouhani sendiri telah berbicara mengenai jalan panjang untuk integrasi ekonomi Iran dengan dunia.

“Ini adalah kunjungan yang sangat penting. Ini waktunya untuk mengubah halaman dan membuka pintu untuk kerjasama antara negara kami dengan area  yang berbeda,” kata seorang pejabat senior di Iran yang tak disebutkan namanya.

Rouhani akan menjadi presiden Iran pertama yang mengunjungi Perancis sejak 1999. Rouhani yang terpilih sebagai presiden Iran pada 2013 telah bersumpah untuk mengurangi isolasi terhadap negaranya. Ia memperjuangkan kesepakatan di mana Iran harus membatasi program nuklirnya dan  sebagai timbal balik AS, Uni Eropa, dan PBB mencabut sejumlah sanksi yang dikenakan di negara itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya