SOLOPOS.COM - Djan Faridz (Ist/dpd.go.id )

Konflik internal PPP diharapkan berakhir di Muktamar Islah. Wapres JK pun sudah bicara pada Djan Faridz agar mau islah.

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku telah mengajak bicara Djan Faridz untuk bersedia islah demi persatuan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan kesatuan bangsa. Hal itu dilakukan JK sebelum menghadiri acara penutupan Muktamar VII PPP di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu (10/45/2016).

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

“Tadi saya sudah bicara dengan Djan Faridz bahwa marilah kita mulai persatuan ini demi kebangsaan. Dan beliau menyatakan sedang pikir-pikir,” kata Kalla seusai menghadiri Muktamar PPP, seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri penutupan Muktamar VIII Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu siang. Wapres tiba di Asrama Haji dengan disambut oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy.

Muktamar Islah PPP telah menghasilkan ketua umum, yaitu Romahurmuziy (Romi), yang terpilih secara aklamasi. PPP kubu Djan Faridz pun menuding Muktamar VIII PPP itu hanya akal-akalan. Kubu Romi menegaskan pemilihan ketua umum secara aklamasi sudah konstitusional dan tidak ada rekayasa apapun.

Setelah terpilih lagi sebagai ketua umum PPP, Romahurmuziy mengajak Djan Faridz untuk bergabung dalam kepengurusan. “Saya akan mengajak beliau di dalam kepengurusan ini, di mana pun posisi yang dia merasa nyaman,” ucap Romi usai terpilih dalam Muktamar di Asrama Haji, Jakarta, Sabtu (9/4/2016).

Menurutnya, ajakan itu tidak hanya kepada Djan Faridz, tapi semua pengurus PPP yang tidak sepaham dengannya atau yang sebelumnya bergabung dalam muktamar yang menghasilkan Djan Faridz sebagai ketua umum.

Ajakan Romi itu ditanggapi dingin kubu Djan Faridz. “Kalau saya sudah mengikuti yang di lapangan, sudah jelas itu bukan muktamar islah. Ini enggak sah, ilegal, muktamar abal-abal bahkan bisa dikatakan muktamar zombie karena yang sudah mati dibangkitkan kembali. Itu hanya muktamar rekayasa untuk memilih Romi,” tukas Wakil Ketua Umum PPP kubu Djan Faridz, Humphrey Djemat, Minggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya