SOLOPOS.COM - PM Jepang Shinzo Abe (kanan) didampingi PM Vietnam, Nguyen Tan Dung memeriksa pasukan kehormatan di istana kepresidenan di Hanoi, Vietnam, Rabu (16/1/2013). PM Abe berkunjung ke Vietnam dan selanjutnya ke Thailand dan Indonesia pekan ini untuk memperkokoh kerja sama. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

PM Jepang Shinzo Abe (kanan) didampingi PM Vietnam, Nguyen Tan Dung memeriksa pasukan kehormatan di istana kepresidenan di Hanoi, Vietnam, Rabu (16/1/2013). PM Abe berkunjung ke Vietnam dan selanjutnya ke Thailand dan Indonesia pekan ini untuk memperkokoh kerja sama. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

TOKYO – Tujuh tahun lalu saat menjabat perdana menteri, Shinzo Abe memilih China sebagai negara yang paling awal dikunjungi. Kini, saat hubungan dengan China menegang akibat sengketa wilayah, Abe yang kembali menjabat perdana menteri sejak Desember lalu memilih Asia Tenggara untuk kunjungan awalnya.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Asia Tenggara yang masih terus jadi kawasan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi paling menjanjikan menjadi pilihan bagi Jepang untuk mengimbangi pengaruh ekonomi dan militer China yang terkesan makin agresif. Namun sejumlah pengamat memperingatkan agar Abe berhati-hati agar perjalanannya pekan ini ke Thailand, Indonesia dan Vietnam tidak memberi kesan bahwa dia sedang berupaya “menjinakkan” China.

Abe yang berhaluan keras menurut sejumlah pengamat harus meyakinkan negara-negara yang disambanginya bahwa dia takkan membiarkan pertikaian dengan China terkait perebutan wilayah kepulauan di Laut China Timur lepas kendali. “PM Abe mungkin akan dinilai sebagai seorang revisionis, namun ini tak boleh mempengaruhi pertikaian karena semua negara di kawasan [Asia Tenggara] itu akan lebih suka berfokus pada pertumbuhan ekonomi ketimbang melihat memburuknya situasi,” ujar Damrong Kraikuan, Direktur Jenderal Asia Timur Kementerian Luar Negeri Thailand. “Tapi masalah Laut China Selatan takkan menjadi fokus kunjungannya ke Bangkok,” lanjutnya. “Thailand akan memperhatikan apa yang harus disampaikan Jepang dan kami akan menyimak, namun kami harus mempertimbangkan negara-negara lain demi kemajuan,” katanya.

Jepang sejauh ini masih menjadi salah satu mitra terbesar ASEAN untuk investasi asing langsung setelah Uni Eropa dan masih tiga kali lebih besar dari investasi China. “Jepang khawatir bakal kalah pengaruh dari China dalam perdagangan dan investasi,” ujar Jayant Menon, pengamat ekonomi utama Asian Development Bank’s Office for Regional Economic Integration. “[Kunjungan] Ini memberikan pesan penting,” ujarnya.

Di Hanoi, Vietnam, yang menjadi persinggahan pertamanya di Asia Tenggara, Abe mengumumkan pemberian paket bantuan sebesar US$500 juta untuk tiga proyek infrastruktur. Paket ini menambah jumlah total nilai program bantuan pembangunan Jepang di Vietnam menjadi US$1,7 miliar untuk tahun fiskal 2012 yang berakhir Maret mendatang.

Abe selanjutnya akan berkunjung ke Thailand Kamis pagi dan selanjutnya ke Indonesia pada Jumat.

China selama ini juga terus meningkatkan kehadiran di kawasan Asia Tenggara untuk mencari peluang investasi dan perdagangan serta sumber bahan mentah. Namun China juga terlibat pertikaian dengan sejumlah negara Asia Tenggara terkait sengketa wilayah yang diyakini kaya sumber minyak dan gas bumi di Laut China Selatan. Abe mungkin harus lebih cermat bersikap di hadapan para tuan rumahnya yang pasti juga tak mau mengusik China yang kini menjadi salah satu mitra ekonomi terbesar mereka.

“Pemerintah Jepang berupaya memperkokoh hubungannya dengan negara-negara di kawasan itu dan memperkuat posisi tawarnya sebelum berunding dengan China,” ujar Narushige Michishita, guru besar di National Graduate Institute, Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya