SOLOPOS.COM - Ilustrasi (citydestinations.org)

Konferensi Asia Afrika memiliki misi penting dalam ekonomi, yaitu upaya menembus pasar Afrika.

Solopos.com, JAKARTA — Jarak dinilai bukan lagi kendala mengalirnya arus perdagangan dari Asia menuju Afrika. Hal itu telah dibuktikan oleh Tiongkok atau China yang kini menguasai pasar di berbagai negara Afrika.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, menuturkan banyak cara untuk menghubungan Asia dan Afrika. Salah satunya adalah melalui perdagangan.

“Jarak bukan lagi hambatan utama. China sudah berhasil ekspor besar ke Afrika. Asia harus menyadari Afrika itu sebenarnya dekat,” ujar Rachmat Gobel dalam diskusi panel Asian African Business Summit 2015 di JCC, Selasa (21/4/2015).

Rachmat Gobel menuturkan nilai perdanganan Asia Afrika mencapai US$13,3 miliar. Padahal jumlah populasi di kedua benua mencapai 5 miliar orang. “Ini kecil dibandingkan perdagangan intra Asia Pasifik yang mencapai US$280 miliar. Artinya, perlu perubahan praktik perdagangan di Asia-Afrika,” katanya.

Di sisi Indonesia, Gobel mengakui pelaku industri kurang mengenal potensi pasar Afrika. Namun, sebagian pengusaha Indonesia mengambil risiko dan manfaat dengan memperlebar lini bisnis di Benua Hitam. Misalnya, Indofood, Kalbe, Wilmar Nabati, dan Wings.

“Kuncinya mencari tahu potensi pasar di Afrika, menemukan mitra lokal, lalu menghasilkan laba,” kata Gobel.

Kesuksesan Tiongkok, lanjutnya, harus ditiru oleh banyak pengusaha lain di Asia, termasuk Indonesia. Pasalnya, Tiongkok berhasil menjalin perdagangan dengan nilai US$114 miliar pada 2010 dan US$166,3 miliar pada 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya