SOLOPOS.COM - Petugas memasang bendera negara-negara peserta Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015 di halaman JCC, Jumat (17/4/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Prasetyo Utomo)

Konferensi Asia Afrika (KAA) yang dibuka hari ini menjadi kesempatan para produsen cinderamata menawarkan produk.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia menyiapkan 10 cinderamata yang akan diberikan kepada seluruh pimpinan negara dan delegasi peserta Konfrensi Asia Afrika (KAA).

Promosi Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan pihaknya masih menyeleksi cinderamata apa saja yang akan diberikan kepada seluruh pimpinan negara dan delegasi KAA. Pasalnya, banyak pihak yang ingin memberikan produknya sebagai cinderamata dalam kegiatan yang diselenggarakan secara rutin tersebut.

“Sekarang masih diseleksi, kan masih ada waktu. Mungkin yang kami pilih nanti 10 item untuk cinderamata, seperti batu akik, batik, tenun, kopi, dan keris,” katanya di JCC, Jakarta, Minggu (19/4/2015).

Arief Yahya menuturkan seluruh cinderamata yang diberikan kepada peserta KAA merupakan produk unggulan nasional. Pemerintah memang ingin memanfaatkan penyelenggaraan KAA untuk mempromosikan Indonesia.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sebelumnya menyebutkan menyediakan cinderamata berupa cerita Bandung sejak KAA pertama hingga saat ini dan konsep New Bandung. Ada pula kerajinan tangan seperti angklung, serta batu akik yang telah menjadi budaya nasional.

Bandung sendiri memang ingin memanfaatkan peringatan 60 tahun KAA di Jakarta dan Bandung untuk perayaan besar. Ibu Kota Jawa Barat itu berencana melakukan rangkaian kegiatan untuk menyambut para peserta KAA.

Perayaan 60 tahun KAA sendiri digelar pada 19-24 April 2015 di Jakarta dan Bandung. Agenda rutin itu akan menyelenggarakan pertemuan mulai dari level direktur jenderal, menteri, hingga kepala negara.

KAA pertama kali diselenggarakan pada 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung. Pertemuan ini diadakan dengan tujuan mempromosikan kerja sama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya