SOLOPOS.COM - Dua warga berfoto seusai penaikan bendera negara peserta AACC 2015 di seberang Museum Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Rabu (15/4). (JIBI/Solopos/Antara/Novrian Arbi)

Konferensi Asia Afrika akan menghasilkan beberapa hal penting bagi Indonesia, termasuk Bandung sebagai ibu kota Asia Afrika.

Solopos.com, JAKARTA — Peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) sepakat untuk memilih Bandung sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Alasannya, Bandung memiliki sejarah panjang dalam menginspirasi negara-negara di kedua benua tersebut dalam memperoleh kemerdekaan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Yuri Octavian Thamrin, mengatakan penetapan Bandung sebagai Ibu Kota Asia dan Afrika akan menjadi salah satu hasil dari KAA. Kota tersebut dianggap sangat bersejarah dalam upaya negara-negara di kedua benua tersebut meraih kemerdekaannya.

“Pada perayaan puncak KAA, akan ada pernyataan yang menyebut Bandung sebagai ibu kota simbolis dari Asia dan Afrika,” katanya di JCC, Jakarta, Kamis (23/4/2015).

Yuri menuturkan penyelenggaraan KAA pertama pada 1955 di Bandung dianggap menjadi titik balik perjuangan negara-negara di kedua benua tersebut memperjuangkan keadilan dan kesetaraan dengan negara lain.

Hingga kini, Dasa Sila Bandung masih dianggap relevan dalam menjawab berbagai persoalan yang terjadi di dua benua tersebut. Prinsip yang dicetuskan di Bandung pada 1955 itu menjadi landasan bagi negara-negara Asia dan Afrika untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang.

Menurutnya, Pemerintah Indonesia juga akan menetapkan 24 April sebagai hari Asia Afrika untuk memperingati solidaritas kedua kawasan itu. Peringatan tersebut diharapkan mampu mengingatkan semua pihak untuk terus merealisasikan komitmennya di KAA.

Selain itu, keberadaan Bandung yang menjadi Kota Hak Asasi Manusia (HAM) juga akan secara khusus tertulis dalam salah satu dokumen hasil KAA. “Akan ada satu paragraph khusus yang mengapresiasi Bandung sebagai Kota HAM dalam dokumen hasil KAA,” ucapnya.

Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe sebelumnya juga mengucapkan terima kasih kepada negara-negara yang mencetuskan Prinsip Bandung dalam KAA 1955 di Bandung. Prinsip tersebut mampu membuat Jepang kembali bangkit setelah terlibat Perang Dunia Kedua.

Dalam pidatonya, Shinzo Abe menyebut Prinsip Bandung yang menentang kolonialisme membantu negaranya mampu pulih dan menjalin kerja sama dengan negara lain. Prinsip Bandung juga telah mampu mempersatukan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika yang memiliki latar belakang berbeda.

Selain itu, Yuri juga optimistis seluruh peserta KAA akan menyetujui dokumen dukungan kepada Palestina untuk menjadi hasil KAA. Optimisme itu muncul meskipun beberapa negara Asia-Afrika yang telah mengakui Israel.

“Pengakuan terhadap Israel oleh beberapa negara tidak akan menghambat upaya menggalang dukungan kemerdekaan Palestina, karena banyak negara yang menginginkan penyelesaian masalah tersebut secara damai,” ujarnya.

Yuri mencontohkan India yang saat ini mengakui Israel. Namun negara itu konsisten mendorong penyelesaian masalah Palestina secara komprehensif agar kedua negara dapat berdampingan dengan batas-batas yang diakui kalangan internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya