SOLOPOS.COM - Sejumlah WNI yang diduga menjadi korban penyekapan di Myanmar. (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG —Kondisi 20 warga negara Indonesia (WNI) yang disekap di Myanmar semakin mengkhawatirkan. Kabar terbaru, salah satu dari WNI itu bahkan diancam akan dijual ke tempat prostitusi menyusul target yang dicanangkan pelaku tak terpenuhi.

Hal itu disampaikaan salah satu keluarga WNI yang disekap di Myanmar, Rosa, 37. Rosa mengatakan saudarinya yang turut menjadi korban penyekapan dan penyiksaan di Myanmar adalah Noviana Indah Susanti, 38.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Rosa mengaku mendapat informasi tentang kondisi saudarinya dari seorang WNI yang turut ditahan. WNI itu berhasil menyembunyikan handphone (HP) sehingga bisa memberikan kabar ke keluarga rekan-rekannya di Tanah Air.

“Keadaan sekarang, jadi kan salah satu dari mereka dianggap tak menghasilkan sama sekali sejak pertama datang. Jadi terancam dijual ke perusahaan lain. Terus ini saya juga enggak bisa chattingan, harus mereka dulu yang kasih update,” tuturnya kepada Solopos.com, Kamis (27/4/2023).

Rosa pun mengungkapkan bila yang akan dijual ke perusahaan lain itu adalah saudarinya yang bernama Noviana Indah Susanti, 38. Namun karena kasus penyekapan WNI di Myanmar ini sudah ramai diberitakan tak ada perusahaan yang mau menampung saudaranya itu.

“Masalahnya, karena mereka tahu disini cukup viral, perusahaan lain enggak mau beli mereka. Mereka enggak maua bermasalah. Tapi, karena saudara saya perempuan sekarang ancamannya mau dijual ke tempat prostitusi,” tutur warga asal Bandung itu.

Mengetahui ancaman itu, WNI lain pun sepakat untuk mogok kerja. Namun, sikap ini justru membuat perusahaan di Myanmar itu marah dan menahan empat WNI yang dianggap sebagai provokator.

Keempat WNI itu disekap dan ditempatkan di ruangan seperti penjara. Mereka juga terancam akan dijual ke perusahaan scammer lain.

Rosa pun berharap Pemerintah Indonesia segera mengambil tindakan untuk membebaskan 20 WNI yang ditahan dan telah meminta pertolongan untuk pulang itu.

“Harapannya, pemerintah benar-benar memberikan perhatian khusus. Memang Myanmar daerah konflik, sehingga terjadi kendala. Tapi bukannya tak mungkin menyelamatkan mereka,” ujar Rosa.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 20 orang warga negara Indoneisa (WNI) diduga menjadi korban penyekapan dan penyiksaan sebuah perusahaan scammer di Myaanmar. Awalnya, mereka dijanjikan bekerja di Thailand. Namun sesampainya di Bangkok, mereka justru dibawa di wilayah perbatasan Myanmar dan Bangkok dan dipekerjakan sebagai operator scammer untuk mencari korban penipuan Kripto.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya