SOLOPOS.COM - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. (Istimewa/Instagram pribadi)

Solopos.com, SINGAPURA — Kendati kondisinya masih dikabarkan sakit, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan siap pasang badan membela bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Dari ruang pemulihan di Singapura yang tenang, Luhut mengaku berbagai hiruk-pikuk informasi dari Tanah Air masih tak lepas dari pendengarannya, khususnya mengenai dinamika Pilpres 2024.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Dalam catatan dan harapan dari ruang pemulihan, semula Luhut mengucapkan selamat kepada Menko Polhukam Mahfud MD, yang kini resmi mendampingi Ganjar Pranowo sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) 2024. 

Selain itu, ia juga mengucapkan rasa hormatnya kepada Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang telah berdiri di garis start pemilihan.

Namun, kabar yang membuatnya terkejut adalah bersatunya Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangan Capres-Cawapres.

Ia memandang banyak yang menyambut ini dengan rasa optimisme, namun ada pula yang melihatnya dengan kacamata keraguan.

“Tapi ini biasa saja, adalah hal yang lumrah di sebuah negara demokrasi seperti Indonesia, setiap warganya mengungkapkan pendapat yang berbeda-beda. Namun, saya berharap agar setiap perbedaan pendapat sebaiknya bisa disampaikan dengan penuh adab, jauh dari caci maki dan ujaran fitnah yang tak berdasar,” dikutip dari akun instagram pibadinya @luhut.pandjaitan, yang diunggah Rabu (25/10/2023).

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan (@luhut.pandjaitan)

Luhut bercerita, sepanjang puluhan tahun pengalamannya mengarungi gelombang politik negara ini, ia paham betul setiap keputusan yang diambil dalam arena politik didasari oleh pertimbangan mendalam. Hal ini pun berlaku pada keputusan Prabowo dan Gibran.

“Ketika melihat keduanya dideklarasikan sebagai pasangan Capres dan Cawapres, gambaran yang muncul di benak saya adalah simbiosis antara kebijaksanaan dan energi baru yang terpadu dengan sempurna,” ujarnya.

Luhut pun menilai, Indonesia bukan hanya kaya dari sumber daya alamnya saja, melainkan juga dari potensi besar generasinya. 

Oleh sebab itu, dibutuhkan sinergi antara kebijaksanaan dari pengalaman dan inovasi generasi muda.

“Masih terekam dalam ingatan saya bagaimana dahulu Pak Jokowi memasuki percaturan politik Indonesia. Diremehkan berbagai pihak ketika maju sebagai kontestan, namun menjelma menjadi salah satu tokoh yang sangat diperhitungkan,” imbuhnya.

Menurut Luhut, memenangkan dua kali pemilihan Presiden di Indonesia tidaklah sederhana, apalagi masih memiliki 80% lebih approval rate di setahun terakhir masa jabatannya.

Hal ini menjadi bukti betapa rakyat sangat mendukung berbagai program yang dikerjakan Presiden serta melihat Jokowi sebagai pemimpin yang tak tergantikan di Indonesia.

“Maka saya melihat, keraguan yang muncul saat ini di pikiran banyak orang terhadap keputusan Pak Prabowo memilih Mas Gibran adalah hal yang dapat dipahami. Namun, kita harus selalu mengingat bahwa setiap langkah yang diambil oleh keduanya, saya yakini memiliki niat tulus untuk mewujudkan visi Indonesia Maju.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan dalam jejak sejarah Indonesia, persatuan dan kolaborasi telah terbukti sebagai kunci kemajuan bangsa. 

Hal ini pula yang ia lihat dari pasangan Prabowo-Gibran sebagai simbol harapan untuk Indonesia maju, sebuah sinergi antara persatuan dan percepatan guna meneruskan pembangunan berkelanjutan yang sedang dipersiapkan saat ini.

“Saya ingin menekankan pentingnya semangat rekonsiliasi yang telah dicontohkan oleh Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Kita tentu tidak ingin kembali melihat terbelahnya masyarakat seperti di beberapa Pemilu lalu,” katanya.

Luhut mengaku akan selalu tegak lurus dalam mendukung visi yang dibawa Jokowi. Ia menyebut Jokowi telah memberikan banyak pelajaran berharga tentang bagaimana seorang pemimpin harus bertindak dan memutuskan sebuah pilihan.

“Loyalitas saya kepada beliau tidak pernah luntur, bukan hanya karena posisinya sebagai presiden, melainkan karena integritas, dedikasi, dan contoh yang beliau tunjukkan dalam setiap aspek kehidupannya,” tegas Luhut.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya