News
Rabu, 20 September 2023 - 16:14 WIB

Klarifikasi Fauzan Al Rasyid, WNI yang Dituduh sebagai Mata-Mata Rusia

Hesti Puji Lestari  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Fauzan Al Rasyid WNI yang dituduh mata-mata Rusia. (Istimewa/Instagram)

Solopos.com, JAKARTA — Belum lama ini, media sosial dihebohkan dengan daftar 34 orang yang sebelumnya disebut sebagai “international observer” di wilayah pendudukan Rusia. 

WNI bernama Fauzan Al-Rasyid menjadi salah satu nama yang masuk dalam daftar tersebut. Fauzan Al-Raysid disebut menjadi “internatioal oberver” di wilayah pendudukan Donetsk Oblast. 

Advertisement

Dengan munculnya beberapa nama ini, Barat menganggap mereka telah melakukan pelanggaran karena datang ke wilayah Ukraina dengan tanpa izin. 

Melansir Bisnis.com, Fauzan menjelaskan bahwa kedatangannya ke wilayah Donetsk tersebut bukan sebagai “international oberser” seperti yang diklaim oleh media Barat sebelumnya. 

Advertisement

Melansir Bisnis.com, Fauzan menjelaskan bahwa kedatangannya ke wilayah Donetsk tersebut bukan sebagai “international oberser” seperti yang diklaim oleh media Barat sebelumnya. 

Akan tetapi, Fauzan dan 34 orang non-Rusia lainnya datang ke wilayah pendudukan tersebut sebagai international expert.

Ia diundang secara resmi oleh Civic Chamber of The Russian Federation untuk melihat situasi pemilu di wilayah tersebut. 

Advertisement

“Bahkan kami tidak dituntut untuk mempublikasikan hasil temuan kami. Rusia hanya butuh pihak ketiga untuk mengamati biar nggak cuma klaim, kalau nanti cuma Rusia yang mengklaim segala sesuatunya kan gimana. Jadi ya memang butuh pihak ketiga,” ia menambahkan. 

Fauzan mengatakan bahwa ke-34 orang yang diundang oleh Civic Chamber of The Russian Federation ini berlatar belakang jurnalis yang sebelumnya memang sudah punya event bersama. 

Fauzan Al-Rasyid juga mengomentari pemberitaan liar di media Indonesia tentang dirinya yang dituduh sebagai mata-mata Rusia.

Advertisement

“IG dan Twitter saya terbuka, mana mungkin mata-mata seterbuka itu. Lalu kalau ada pertanyaan kenapa saya mau ikut, itu menurut saya kesempatan langka, diminta turun ke wilayah konflik dan dibiayai, jadi ya kenapa tidak,” tuturnya. 

Tuduhan Mata-mata

Dituduh masuk secara ilegal dan terancam sanksi pembatasan Visa Keikutsertaan orang non-Rusia dalam pemilu yang dilakukan Kremlin di wilayah pendudukan telah membuat Barat murka. 

Advertisement

Barat menganggap mereka telah melakukan pelanggaran karena datang ke wilayah Ukraina dengan tanpa izin. 

European Platform for Democratic Elections kemudian meminta UE untuk mempertimbangkan penerapan sanksi dan pembatasan VISA terhadap warga negara non-UE yang terlibat dalam kegiatan ilegal di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. 

Fauzan Al Rasyid menjelaskan bahwa pelanggaran yang dituduhkan oleh Ukraina dan sekutunya tersebut hanya masalah bahasa dan perspektif. Donetsk merupakan wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia. 

Wilayah ini sedang jadi sengketa. Oleh sebab itu jika dari kacamata Ukraina, kedatangan 34 orang non-Rusia ke wilayah tersebut dianggap ilegal. 

Namun tidak demikian jika ini dipandang dari kacamata Rusia. Seperti yang telah disebutkan, bahwa ke-34 orang ini datang memenuhi undangan Civic Chamber of The Russian Federation. 

“Masuk ukraina tanpa izin? ya itu hanya masalah perspektif dan bahasa saja, kalau lihat dari sisi Rusia jelas itu tidak apa-apa. Kalau lihat dari wilayah ukraina, ya wajar mereka menyebut kami masuk tanpa izin,” kata Fauzan. Sementara menanggapi soal ancaman pembatasan Visa ke Uni Eropa, Fauzan AL Rasyid mengatakan itu tidak masalah. “Ini juga harus diperjelas, visa siapa, kalau cuma visa saya saja tidak masalah,” ujarnya.

 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Eksklusif Klarifikasi Fauzan Al Rasyid, WNI yang Dituduh sebagai Mata-Mata Rusia”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif