SOLOPOS.COM - Waluyo saat berkumpul bersama keluarga. (JIBI/Deti/Edzan)

Waluyo yang dinyatakan meninggal tiba-tiba datangi rumahnya.

Solopos.com, JOGJA – Pria bernama Waluyo mengurai kisah unik yang membuat bulu kuduk merinding. Pria berusia 62 tahun yang sudah dinyatakan meninggal dan telah dimakamkan ini tiba-tiba pulang ke rumah.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kini Waluyo tiba-tiba datang ke rumahnya di Kampung Suryoputran Panembahan, Jogjakarta. Keluarga awalnya ragu dengan sosok Waluyo yang telah dimakamkan, bahkan makamnya sudah berkali-kali diziarahi. Keluarga mengaku sangat terkejut dan merinding dengan kehadiran Waluyo.

Iki tenan opo ora to, saya mundur dulu, wong mati kok urip meneh, saya kaget [ini benar atau tidak, terus saya mundur dulu, orang sudah mati kok hidup lagi, saya terkejut],” kata istri Waluyo Alim Eskatinah, 64, saat ditemui di rumahnya, seperti dikutip dari Detik, Rabu (3/8/2016).

Setelah ditanya oleh keluarga, Waluyo mengaku selama ini dia pergi ke Semarang. Waluyo mencari pekerjaan di Semarang dan menjadi tukang sapu. Karena Waluyo tidak pernah memiliki handphone, maka komuniKasi dengan keluarga pun hilang.

“Bapak pergi ke Semarang, gelandang ngeten, nyapu-nyapu jalan. Sebulan dibayar 700 ribu katanya,” kata Alim.

Setelah kembalinya Waluyo, pihak keluarga juga tidak mengetahui siapa jenazah yang mirip Waluyo dan telah dikuburkan setahun silam tersebut. Keluarga mengaku selama ini Waluyo tidak mempunyai kembaran.

Melansir Detik, Rabu pagi, awalnya, pada 1 Mei 2015, ditemukan seseorang yang mirip Waluyo mengalami kecelakaan di daerah Gading, Wonosari, Gunung Kidul, Jogjakarta. Pihak keluarga mengetahui persitiwa itu lewat media sosial Facebook.

Dari foto yang disebarkan via Facebook itu, keluarga meyakini itu adalah Waluyo. Keluarga kemudian memastikan sendiri di Rumah Sakit Nurrohmah, Wonosari tempat korban dilarikan. Menurut keluarga, korban memang benar-benar mirip Waluyo. Korban kemudian dipindahkan ke RS Sardjito Jogjakarta.

Selama 6 hari korban dirawat di RS Sardjito dan akhirnya meninggal. Istri Waluyo, Alim Eskatinah, 64 dan anak-anaknya merawat korban yang saat itu dikira sebagai Waluyo. Setelah meninggal, jenazah yang dikira Waluyo itu dimakamkan di tanah kelahirannya di Suren, Patalan, Jetis, Bantul.

“Waktu di rumah sakit keadaan koma, saudara, tetangga pada jenguk. Akhirnya meninggal tanggal 7 Mei 2015. Waktu itu yang takziah banyak, tetangga semua datang,” kata putri Waluyo, Anti Ristanti, 32.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya