SOLOPOS.COM - Ilustrasi Salat Id. (JIBI/Solopos/Dok.)

Kisah unik ini terkait program salat berhadiah mobil yang diterapkan di Bengkulu.

Solopos.com, BENGKULU – Kontroversi Program Salat Berhadiah Mobil yang diterapkan di Kota Bengkulu sepertinya harus berakhir, Rabu (7/10/2015). Setelah hadiah mobil diserahkan kepada pemenang, program yang sempat menuai kritik itu diputuskan tidak dilanjutkan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan menguraikan di awal masa kepemimpinannya pada Januari 2013 silam, dirinya sangat prihatin karena aksi kriminal marak, masjid kosong, dan kegiatan keagamaan minim.

“Bayangkan, di masjid cuma ada 1-3 orang salat [Subuh]. Di mana-mana seperti itu,” kata Helmi di Balai Kota, Jl. Basuki Rachmat Bengkulu, seusai penyerahan hadiah, Rabu sore. 

Helimi bercerita, setelah tahu kondisi masjid seusai blusukan, dirinya berpikir lama. Setelah berdiskusi dengan jajaran dan berbagai pihak, ia menggelar program salat berhadiah bertajuk Bengkulu-ku Religius.

Persyaratannya, siapapun yang Salat Zuhur berjamaah di Masjid At-Taqwa selama 52 kali tanpa putus, berhak mendapatkan mobil. Salat perdana digelar pada hari Rabu (12/2/2014).

“Saya ingin memakmurkan [meramaikan] masjid, ingin mengajak orang berbondong-bondong ke masjid saat mendengar azan. Soal mobil atau hadiah, hanya stimulus,” ungkap Helmi.

Tentangan muncul dari beberapa pihak. Apalagi setelah sejumlah pengusaha menyumbangkan mobil dan motor sebagai hadiah.

Untuk mencegah timbulnya masalah, ia memangkas semua hadiah. Dia merelakan mobil Innova istri yang dibeli 2 tahun lalu sebagai hadiah. Mobil dan motor atau sumbangan dari pihak luar dikembalikan.

Akhirnya kemarin program Bengkulu-ku Religius dinyatakan berakhir. Yang berhak mendapatkan mobil Innova adalah Marwan HS, pegawai honorer Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan Kota Bengkulu.

Dari ratusan peserta dan 149 peserta yang layak menjadi pemenang, dia tercatat paling rajin salat dan tidak pernah telat.

“Saya tidak menyangka. Saya salat tidak demi hadiah, tapi karena Allah,” kata Marwan sebelum menerima kunci mobil dan BPKB.

Helmi Hasan memilih tidak melanjutkan program salat berhadiah. Politikus PAN ini meminta warga merenungkan kembali niatan ibadahnya selama ini, apakah karena hadiah atau karena Allah.

“Program [salat berhadiah] akan diganti dengan kegiatan keagamaan untuk anak dan siswa. Nanti dipikirkan bersama dinas dan pihak lain,” kata Helmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya