Solopos.com, LONDON – Tas bergaya klasik selalu menjadi incaran kebanyakan wanita. Gaya klasik tas-tas nan elegan bahkan sering kali menjadi incaran bagi pencuri di beberapa toko atau mal karena harganya yang dinilai sangat fantastis. Namun ini bukan kisah unik tentang tas baru bergaya lama. Ini kisah tas tertua yang umurnya sudah 800 tahun. Tas itu kini tengah di pamerkan di sebuah galeri di Kota London, Inggris.
Tas kuno yang berasal dari Kota Mosul, Irak Utara itu kini tengah menjadi tontonan yang menarik saat dipajang di sebuah Galeri Courtauld hingga bulan Mei 2014 mendatang. Tas kuno nan elegan itu tampak mewah dengan balutan emas dan perak yang dibuat sekitar tahun 1300.
Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018
Dilansir Daily Mail, Kamis (20/2/2014), tas ini memiliki banyak corak yang menunjukkan rombongan orang dari istana yang terdiri atas musisi dan pemburu dengan motif khas negara Islam. Corak lain yang juga ditunjukkan oleh tas ini adalah gambar beberapa orang kaya yang tengah berada pada perjamuan makan mewah. Beberapa pengawal dengan kostum dari bangsa Mongol dan memakai topi bulu juga terlihat menawarkan makanan dan minuman.
Tas kuno ini dahulunya dimiliki oleh kolektor Victoria Thomas dan diwariskan untuk galeri Courtauld oleh keluarganya. Awalnya, tas ini sempat dianggap sebagai pelana kuda dan juga dompet, namun kini barang ini disebut-sebut lebih mirip sebagai tas wanita.
Kurator di galeri tersebut, Rachel Ward mengatakan tas ini merupakan salah satu tas tertua yang masih ada di dunia. Tas ini juga dikatakan sebagai salah satu tas dengan motif paling indah yang dibuat dari logam dari Irak Utara. Tak hanya itu nilai sejarah yang ditorehkan tas ini juga membuat tas ini menjadi koleksi tas yang paling berharga.
“Ini mungkin tas paling awal yang masih ada di dunia. Motifnya yang berasal dari logam dari Irak utara merupakan salah satu keindahannya. Tas itu dibuat di Mosul setelah ditaklukkan oleh bangsa Mongol dan motif yang mencerminkan situasi politik dengan menggabungkan motif tradisional dengan gambar pengadilan Mongol,” ujar Rachel Ward.