SOLOPOS.COM - Ilustrasi jenazah. (JIBI/Solopos/Dok.)

Kisah tragis ini terjadi di Aceh yakni tentang pencari batu alam yang tewas setelah tertimpa batu akik.

Solopos.com, MEULABOH – Demam batu akik membawa korban jiwa. Pencari batu alam giok Aceh, M. Jubir alias Rustam, 42, tewas setelah tertimpa bongkahan batu akik seberat sekitar dua ton.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Peristiwa tragis itu terjadi di kawasan Alu Tengku, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh.

Korban yang tercatat sebagai warga Dusun Cot Sala, Gampong (desa) Kulam Jeurneh, Kecamatan Beutong ini sehari-hari bekerja sebagai pencari batu alam bersama dengan ribuan masyarakat lain di kawasan pedalaman Alu Tengku berjarak sekitar 3-4 jam perjalanan dari ibu kota kecamatan tersebut.

Kapolres Nagan Raya AKBP Agus Adrianto melalui Kapolsek Beutong Ipda Banta Amad yang dihubungi di Nagan Raya, Senin (25/5/2015), mengatakan musibah terjadi Minggu (24/5/2015) pukul 14.20 WIB.

Kala itu, korban bersama rekannya Anto tengah mencongkel batu Giok Aceh di bawah bongkahan batu alam tersebut.

“Dia duduk sambil mencongkel-congkel batu giok yang berada di sekitar lokasi Alu Tengku, kemudian batu seberat dua ton berada di atas batu giok yang sedang dicongkel ini bergeser akhirnya jatuh menimpa kepala sebelah kanan dan mengimpit tubuhnya,” kata polisi.

Kapolsek Ipda Banta Amad menjelaskan, korban meninggal di tempat kejadian perkara (TKP) karena terimpit bongkahan batu alam dua ton ini.

Jasad korban berhasil dievakuasi sekitar tiga jam pasca kejadian dibantu oleh warga lain yang berada di lokasi pencarian batu akik.

“Kita membawa dua unit alat penderek kesana untuk mengevakuasi tubuh korban yang terjepit, dibantu warga yang lain sekitar pukul 19.00 WIB jasad korban baru berhasil kita evakuasi dan mengantarkan ke rumah duka,” imbuh dia.

Lebih lanjut dikatakan, di kawasan setempat tidak pernah sepi warga yang mencari batu giok Aceh dengan beragam jenis seperti Idocres, Solar, Nefred, Solmed, Black Jade, dan banyak jenis lainnya sehingga menjadi sumber perekonomian masyarakat pedalaman setempat.

“Untuk mengambil foto melakukan identifikasi saja kita tidak diizinkan oleh masyarakat sekitar meski kami sudah kompromi dan memberi pengertian. Kawasan itu boleh dibilang ada seribuan warga setiap hari masuk mencari nafkah mencari batu giok Aceh,” kata dia.

Alu Tengku merupakan sungai kecil dengan air begitu jernih yang di dalam air tersebut dipenuhi dengan bongkahan batu alam, apabila dilihat secara kasad mata juga jelas perbedaan batu alam biasa dengan batu metamorfosis atau batu giok Aceh.

Para pencari batu alam di kawasan itu bukan hanya usia dewasa bahkan remaja dengan penghasilan rata-rata per pekan bisa mencapai Rp3 juta-Rp5 jutaan. Akibatnya sebagian besar petani pedalaman setempat beralih profesi mencari batu giok Aceh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya