SOLOPOS.COM - Bocah SD menulis surat pernyataan di sampul buku. (News.com.au)

Solopos.com, JIANJING – Kisah pilu datang dari China. Seorang pelajar sekolah dasar (SD) tewas setelah terjun dari lantai ke-30. Anak ini nekat mengakhiri hidupnya karena tidak mampu menjalankan hukuman yang dibebankan oleh sang guru. Kabar lain menyebut dirinya terjun karena perintah guru tersebut.

Dilansir News.com.au, Jumat (1/11/2013), bocah berusia sepuluh tahun ini lompat dari lantai 30 setelah meninggalkan buku bertuliskan penyataan tidak mampu menyelesaikan hukuman.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Bocah ini dihukum menulis pernyataan seribu karakter untuk tidak ramai. Saat hari pengumpulan tugas, bocah ini belum selesai mengerjakannya. Walhasil, dia diminta gurunya untuk melompat dari atas gedung.

Sepertinya bocah itu menganggap serius ucapan gurunya. Dia nekat melompat setelah menulis pernyataan di buku yang ditinggalkannya diatas gedung.

”Pak Guru, saya tidak mampu menyelesaikannya (tugas), saya sempat ragu dan mengurungkan niat beberapa kali sebelum akhirnya melompat dari gedung itu,” tulis bocah itu dalam buku tulis miliknya

Hukuman itu adalah perintah gurunya yang marah melihat si bocah ramai saat kompetisi pidato berlangsung. Saat dihukum bocah yang tidak disebutkan namanya itu tidak sendirian. Sejumlah bocah juga dibebani dengan hukuman yang sama.

Pihak sekolah mengklarifikasi melalui situs akun resminya jejaring sosial Sina Weibo, bahwa korban dan sejumlah teman sekelasnya diminta menulis permintaan maaf atas perilaku mereka setelah mengganggu jalannya kompetisi pidato.

Tubuh bocah tersebut menghantam mobil yang sedang diparkir di bawah flat tempat keluarganya tinggal.

Keluarga bocah itu mengungkapkan, guru itulah yang menyuruh si bocah untuk terjun dari atap. Keluarganya yang murka pun memasang poster besar di luar sekolah di Kota Chengdu, barat daya Tiongkok.

Poster tersebut bertulisan, “Guru itu memaksa anak kami untuk melompat dari gedung.”

Kasus ini masih dalam penyelidikan polisi. Kepolisian Distrik Jinjiang menolak untuk berkomentar. Persoalan pendidikan di China masih jadi perdebatan hangat. Di situs microblogging China, Shina Weibo banyak yang mengungkap kekerasan sering diterapkan guru-guru untuk mendisiplinkan anak-anak. Banyak yang menyebut hal itu memberikan tekanan kepada anak-anak untuk mematuhi perintah guru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya