SOLOPOS.COM - Bocah asal Irak yang menjadi budak ISIS selama tiga tahun (Twitter @jenanmoussa)

Kisah tragis kali ini tentang keinginan sederhana seorang bocah yang sempat menjadi budak ISIS selama tiga tahun.

Solopos.com, ALEPPO – Kekejaman kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) memang telah terkenal di seantero jagat. Sejumlah pemberitaan menyebutkan anggota kelompok tersebut tak segan menjadikan wanita dan anak-anak sebagai budak. Mereka diperlakukan kejam, seperti yang dialami bocah perempuan berusia delapan tahun asal Irak yang tak disebutkan namanya.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Kisah tragis yang dialami bocah perempuan itu viral setelah dibagikan oleh seorang jurnalis asal Arab Saudi, Jenan Moussa. Lewat akun Twitter pribadinya, @jeananmoussa, Minggu (16/7/2017), wanita itu menceritakan pengalaman pahit bocah budak ISIS yang ditemuinya di Aleppo, Suriah.

Menurut Jenan, bocah itu menjadi budak ISIS selama tiga tahun. Saat itu, ia yang masih berusia lima tahun diculik oleh kelompok ISIS dari keluarganya dan dibawa ke Raqqa, Suriah. Tiga tahun itu menjadi waktu yang sangat kelam baginya. Setiap hari ia selalu diminta mengenakan pakaian hitam sebagai tanda pengenal jika ia adalah seorang budak. Di usia yang masih sangat belia, ia sering diperlakukan secara kasar jika pekerjaannya dianggap salah.

Beruntung, beberapa waktu lalu bocah itu berhasil dibebaskan dari cengkeraman ISIS oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF). Sayangnya, kakak laki-lakinya sampai saat ini masih menjadi tawanan ISIS. Setelah bebas, ia menjadi sangat pendiam. Ia sangat ketakutan saat melihat pria dan mobil Toyota Hilux. Sebab, semua itu mengingatkannya pada ISIS.

Jenan yang sedang bertugas di Aleppo secara tak sengaja bertemu dengan bocah itu. Ia lantas mengajak si bocah pergi berbelanja ke pasar. Ia sengaja melakukan hal itu untuk menghilangkan trauma si bocah. Sesampainya di pasar, bocah itu mengatakan keinginannya yang membuat Jenan terenyuh.

“Selama tiga tahun bocah ini selalu mengenakan abaya hitam lengkap dengan cadar. Sesampainya di pasar, ia mengatakan ingin mengenakan gaun warna-warni. Ia lantas memilih gaun berwarna kuning dengan hiasan bunga-bunga,” tulis Jenan.

Jenan semakin sedih kala menyadari bocah itu sama sekali tak mengingat namanya. Menurutnya, ISIS telah mencuci otak si bocah. “Aku sangat sedih bocah itu tak mengingat namanya. Agaknya ISIS telah mencuci otaknya. Sebab, ia hanya ingat nama yang diberikan oleh kelompok militan itu,” sambung dia.

Selain baju, bocah itu juga meminta dibelikan cat kuku berwarna. Ia juga sangat senang melihat maneken yang dipajang di depan toko busana. Si bocah menganggap maneken sebagai temannya. Ia menyentuh maneken itu dengan penuh kasih sayang sambil mengatakan, “aku telah bebas,” kenang Jenan.

Menurut Jenan, saat ini bocah tersebut sudah kembali ke negara asalnya untuk bertemu dengan ayahnya. Sayangnya, sejak diculik ISIS, ia tak pernah mengetahui keberadaan ibunya. Sebab, ISIS telah membuat anggota keluarga bocah itu terpisah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya