SOLOPOS.COM - Petugas PLN sedang melakukan perawatan jaringan. Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi PLN tahun ini menyiapkan investasi Rp3 triliun. (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

Petugas PLN sedang melakukan perawatan jaringan. Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi PLN tahun ini menyiapkan investasi Rp3 triliun. (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyiapkan Rp3 triliun untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di dalam negeri, khususnya di Papua, Nusa Ternggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Kalimantan Tengah (Kalteng) yang masih di bawah 60%.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan dana sebanyak Rp3 triliun dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) itu akan digunakan untuk memperkuat jaringan listrik di dalam negeri. Dengan demikian, target rasio elektrifikasi sebesar 75,1% di seluruh Tanah Air dapat tercapai. “Dari tahun ke tahun terus kami naikkan [rasio elektrifikasi], kami bangun jaringan [listrik] dari APBN. Kan kami dapat Rp3 miliar untuk seluruh wilayah Indonesia,” katanya di Jakarta akhir pekan lalu.

Nur mengungkapkan sulitnya kondis geografis di Papua, NTB, NTT, dan Kalteng menjadi penyebab utama rasio elektrifikasi di wilayah itu masih rendah. Belum lagi penyebaran penduduk yang saling berjauhan, sehingga perseroan kesulitan dalam menyediakan listrik. Dia mencontohkan Provinsi Nanggroe Aceh Darussallam yang memiliki penyebaran penduduk yang rapat membantu PLN dalam menyediakan listrik bagi masyarakatnya. Bahkan, hingga akhir 2012 rasio elektrifikasi untuk wilayah Aceh telah mencapai 88%.

Meski dana Rp3 triliun itu akan digunakan untuk seluruh wilayah Tanah Air, PLN akan fokus terhadap 4 provinsi itu. “Semua wilayah memerlukan peningkatan rasio elektrifikasi. Tapi 4 provinsi itu harus diperepat dan bisa menyamai wilayah lain,” jelasnya. Pada 2012 sendiri, PLN dapat meningkatkan rasio elektrifikasi dalam negeri sebesar 73,1%, bahkan jika ditambah dengan pembangkit non-PLN realisasi elektrifikasi tahun lalu menapai 75,9%. Padahal, target rasio elektrifikasi tahun lalu hanya 71,2%, dan 73,7% jika ditambah dengan pembangkit non-PLN.

Selain itu, tahun lalu PLN juga berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp126,9 triliun, dengan total pemakaian listrik sebesar 172.178 giga watt hour (GWh), dan total pelanggan mencapai 49,51 juta.

Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun mengatakan pendapatan PLN dari penjualan listrik di 2012 mencapai Rp126,96 triliun tumbuh sekitar 11,3% dari penjualan di 2011 yang sebesar Rp114,06 triliun.

“Kontribusi terbesar disumbangkan golongan rumah tangga dengan penjualan mencapai Rp45,81 triliun di 2012, tumbuh 12,2% dari penjualan golongan rumah tangga di 2011 yang mencapai Rp40,82 triliun,” katanya.

Sementara golongan industri menyumbang penjualan sebesar Rp42,92 triliun di 2012, tumbuh 11,2% dari penjualan listrik untuk golongan yang sama di 2011 yang sebesar Rp38,59 triliun. Kemudian penjualan kepada pelanggan golongan bisnis mencapai Rp26,93 triliun meningkat 7,6% dari penjualan di golongan yang sama di 2011 sebesar Rp25,01 triliun.

Untuk total pelanggan, di 2012 pelanggan PLN mencapai 49,51 juta pelanggan tumbuh 8,5% dibandingkan total pelanggan PLN di 2011 yang sejumlah 45,63 juta pelanggan. Golongan rumah tangga masih menjadi pelanggan terbesar PLN di 2012 dengan 45,88 juta pelanggan, tumbuh 8,3% dibandingkan jumlah pelanggan rumah tangga PLN di 2011 yang sebesar 42,34 juta.

Sementara pelanggan PLN golongan bisnis di 2012 mencapai 2,09 juta pelanggan naik 6,1% dari jumlah pelanggan golongan yang sama di 2011 dengan 1,97 juta pelanggan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya