SOLOPOS.COM - K.H. Ali Yafie, mantan Rais Aam dan Ketua MUI (Twitter/@nahdlatululama).

Solopos.com, SOLO–K.H. Ali Yafie, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus mantan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang telah berpulang, memiliki sejumlah karya dalam bentuk buku.

K.H. Ali Yafie merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat periode 1990-2000. Selain itu, K.H. Ali Yafie adalah Rais Aam Pengurus Besar NU (PBNU) periode 1991-1992.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Rais Aam adalah pemimpin tertinggi dalam jami’iyah atau kepengurusan NU. Keberadaannya ada dalam jajaran syuriah atau sesepuh yang dimuliakan.

Dikutip dari laman Layanan Dokumentasi Ulama dan Keislaman, laduni.id, Senin (27/2/2023), tokoh NU bergelar profesor doktor itu membuat sejumlah buku bertema Islam.

Buku karya K.H. ALi Yafie meliputi Menggagas Fikih Sosial dari Soal Lingkungan Hidup, Asuransi hingga Ukhuwah. Buku bertema teologi sosial itu ditebitkan penerbut Mizan di Bandung pada 1995.

Buku karya K.H. ALi Yafie lainnya Telaah Kritis Persoalan Agama dan Kemanusiaan yang diterbitkan di Yogyakarta oleh  LKPSM pada 1997.

Selain itu buku berjudul Beragama Secara Praktis Agar Hidup Lebih Bermakna. Buku itu diterbitkan penerbit Hikmah di Jakarta pada 2002.

Buku karya K.H. Ali Yafie ini adalah sebuah penafsiran terhadap ajaran agama merupakan salah satu kunci yang menyebabkan agama selalu menemukan hubungan dan kesesuaiannya.

Buku itu merupakan salah satu bentuk tanggapan seorang ulama terhadap beragam perkembangan sosial.

Di samping itu ada sebuah buku yang diluncurkan pada peringatan 70 tahun KH Ali.Yafie. Buku itu merupakan kumpulan tulisan dari para ulama, cendekiawan, politisi, pejabat, pengusaha, dan lainnya yang diedit oleh Jamal D. Rahman pada 1997.

Semasa menjalani kariernya, K.H. Ali Yafie pernah mendapat sejumlah penghargaan seperti  Bintang Maha Putra dan Bintang Satya Lencana Pembangunan.

K.H. Ali Yafie, selama hidup dia memiliki karier cemerlang seperti menjadi Dekan di Fakultas Ushuluddin IAIN Ujung Pandangiau, Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, dan anggota DPR sampai 1987.

Selain itu, pernah menjabat hakim Pengadilan Tinggi Agama Makasar dan Kepala Inspektorat Peradilan Agama serta Dewan Pengurus Syariat Bank Muammalat Syariat.

Pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren Darul Dakwah Al Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan pada 1947 itu dikenal sebagai ulama yang sangat baik dan menjadi panutan.

Dia memiliki santri yang kini telah menjadi tokoh dan ulama.

Tiga di antaranya adalah Mantan Menteri Agama Quraish Shihab, Mantan Menteri Luar Negeri Alwi Shihab, dan salah satu Ketua MUI Umar Shihab.

Quraish Shihab adalah cendekiawan muslim ternama di Tanah Air. Dia sering muncul di televisi pada acara siraman rohani. Dia pernah mengatakan K.H. Ali Yafie bagaikan api di puncak gunung. Ungkapan itu bermakna seseorang yang menjadi panutan bagi siapa pun.

K.H. Ali Yafie, ulama yang dilahirkan di Donggala, Sulawesi Tengah pada 1 September 1926 atau 23 Safar 1345 itu berasal dari keluarga yang taat menjalankan ajaran agama Islam.

K.H. Ali Yafie mengembuskan napas terakhir di RS Primer Bintara, Tangerang Selatan, Banten pada Sabtu (25/2/2023) pukul 22.13 dan dimakamkan di Tempat Permakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (26/2/2023).

Sejumlah tokoh melayat di rumah duka seperti Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin, mantan Wapres Jusuf Kalla, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, dan tokoh lainnya.

Banyak pihak yang menyampaikan duka cita atas meninggalnya K.H. Ali Yafie, seperti Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Menteri Agama (Menag) yang juga warga NU, Yaqut Cholil Qoumas, Anies Baswedan, dan tokoh lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya