SOLOPOS.COM - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah, K.H. Cholil Nafis (Istimewa)

Solopos.com, KEDIRI —  Tokoh Nahdlatul Ulama, K.H. Muhammad Cholil Nafis tersinggung dengan ulah pegiat media sosial, Eko Kuntadhi, yang menghina putri kiai di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Imaz Fatimatuz Zahra (Ning Imaz) terkait label “tolol” dan “urusan selangkangan” untuk video ceramah Ning Imaz.

Video Ning Imaz yang dilabeli “urusan selangkangan” itu yakni ceramahnya tentang Surat Ali Imran ayat 14 berdasarkan Tafsir Ibnu Katsir.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Cholil Nafis berharap kasus Eko Kuntadhi tidak berhenti di permintaan maaf dan harus diproses hukum.

“Ketika saya membaca itu darah saya mendidih, jengkel dan jengkel saya. Minta maaf itu tidak selesai, harus ada tindak lanjut hukum,” ujar Ketua MUI Bidang Dakwah itu, seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube tvOneNews, Sabtu (17/9/2022) malam.

Baca Juga: Ning Imaz Dihina, Warganet Desak Eko Kuntadhi Diproses Hukum

Cholil Nafis mempunyai alasan kenapa kasus Eko Kuntadhi tak berhenti di permintaan maaf.

Menurutnya, yang dihina bukan hanya pribadi Ning Imaz melainkan tentang ajaran Islam, guru agama dan pondok pesantren.

“Pertama ini bukan masalah pribadi dari Ning Imaz dan keluarga saja di Lirboyo sebagai pesantren tua, K.H. Aqil Siraj (eks Ketua PBNU) juga alumni Lirboyo. Di tradisi NU itu ada penghormatan kepada para guru, akan marah sekali kita kalau guru-guru kita dihina. Yang kedua, masalah keagamaan kita yang dinistakan itu tidak kemudian masalah selesai dengan dia meminta maaf. Tafsir Ibnu Katsir dinistakan,” ujar Cholil Nafis.

Baca Juga: Eko Kuntadhi Minta Maaf, Ning Imaz: Mengkritiklah Pakai Etika

Yang terjadi pada Eko Kuntadhi, kata dia, adalah bentuk islamfobia. Apalagi, selama ini rekam jejak Eko Kuntadhi adalah menyerang berbagai ajaran agama Islam.

“Soal fobia, secara institusi mungkin tidak. Tapi kita melihat ini bentuk nyata fobia itu. Dia buru-buru komentar kadrun, tolol, selangkangan. Ini sudah terbentuk kebencian sehingga setelah di-upload dia tidak merasa bersalah dan tidur. Baru setelah keesokan harinya ini jadi ramai ia buru-buru menghapusnya,” kata dia.

Salah satu alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Muhammad Shofiyulloh menyayangkan sikap Eko Kuntadhi yang memohon maaf secara diam-diam alias melalui jalur pribadi kepada pihak keluarga Ning Imaz.

Baca Juga: Sosok Eko Kuntadhi: Kerap Nyinyiri Tokoh Islam, Tersandung Kasus Ning Imaz

Padahal, kata dia, Eko Kuntadhi membuat atau mengunggah potongan video Ning Imaz di Twitter secara terbuka.

“Buat tulisannya terbuka, dikonsumsi banyak mata. Pas salah cuma nge-japri (melalui jalur pribadi). Gus, Ning, dan kiai mungkin mengerti, (tapi) bagaimana dengan perasaan muhibbin (para pencinta) dan para santri (Lirboyo),” kata Kang Opi, santri alumni Lirboyo yang kini tinggal di Bekasi.

Pakar hukum asal Solo, Muhammad Taufiq, menyatakan tindakan Eko Kuntadhi bisa dijerat dengan Pasal 27 ayat (3) UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) tentang menyebarkan atau memposting tulisan yang bernada penghinaan.

Baca Juga: Profil Ning Imaz, Putri Kiai Ponpes Lirboyo yang Dihina Eko Kuntadhi

“Orang macam Eko Kuntadi ini layak dipenjara. Dia kena batunya sekarang, menghina isteri pimpinan Pondok Lirboyo yang sangat terkenal. Bagi polisi ini momentum strategis untuk bersih-bersih. Kenapa? Karena polisi anak buahnya Sambo saja bisa dilikuidasi kok, masak Eko Kuntadi bertengger tanpa tersentuh hukum,” kata Taufiq, seperti dikutip dari kanal Youtube Muhammad Taufiq & Partners Law Firm.

“Pertanyaannya, aparat berani atau tidak menangkap Eko Kuntadi. Kalau nggak akan jadi pertanyaan, apakah dia dibekingi. Karena ini jelas ditujukan kepada siapa. Oleh karena itu saya memberikan ruang kepada para penyidik di Polda Jatim untuk bertindak cepat. Negara ini rugi mengeluarkan uang banyak tapi menciptakan buzzer. Dan dia sendiri mengakui dirinya buzzer dibayar,” lanjutnya.

Baca Juga: Hina Ning Imaz, Eko Kuntadhi: Saya Salah, Tak Ada Alasan Membenarkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya