SOLOPOS.COM - Kesenian balo-balo di Karnaval Tasik Oktober Festival Tegal. (Istimewa/jatengprov.go.id)

Solopos.com, TEGAL — Balo-balo merupakan salah satu jenis musik yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Tegal, khususnya di Desa Muarareja, Kecamatan Tegal Barat.

Kesenian ini mengambil peran penting terhadap kehidupan masyarakat Tegal sejak dulu, di antaranya digunakan sebagai alat untuk mengelabuhi para penjajah, sarana dakwah, hingga sarana edukasi masyarakat.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Kini, musik tradisi tersebut juga sering digunakan di berbagai acara besar seperti khitanan, pemilihan ketua daerah, dan upacara adat mantu poci (upacara pernikahan adat dilakukan oleh keluarga yang tidak memiliki keturunan).

Kesenian balo-balo sejatinya sudah menjadi bagian dari masyarakat, mengingat turut andil peran multifungsi sejak zaman penjajahan. Kesenian ini hadir sebagai satu kesatuan lingkup seni dengan memadukan seni musik, tari, dan lakon dalam pementasan.

Dilansir dari visitjawatengah.jatengprov.go.id, istilah balo-balo berasal dari kata bolo-bolo yang berarti kawan-kawan. Sementara, balo-balo mantu poci adalah pertunjukan seni rakyat yang memadukan unsur musik balo-balo dengan cerita mantu poci.

Pada zaman penjajahan, ketika para pejuang berkumpul menyusun strategi melawan penjajah, warga lain berkerumun sembari menabuh rebana dan asyik berdendang.

Suara yang dihasilkan tersebut kemudian mengalihkan perhatian para penjajah sehingga tidak curiga dan menganggap warga sedang bersenang-senang menggelar hiburan.

Kini, balo-balo digelar untuk menjalin komunikasi antarwarga. Lantunan syair yang dituturkan para lakon menggunakan dialek Tegal deles (asli), tanpa unsur bahasa Indonesia maupun bahasa daerah lain.

Lagu tersebut dinyanyikan dengan iringan perkusi. Adapun pengiring kesenian khas Tegal itu terdiri dari musik rebana, kendang, gending slendro, bas, serta gitar.

Fungsi musik balo-balo awalnya memang sebagai hiburan karena zaman dulu tidak banyak hiburan yang bisa ditonton oleh masyarakat di Desa Muarareja.

Selain itu, musik balo-balo juga memiliki fungsi mengabarkan masyarakat setempat bahwa ada yang sedang mengadakan hajatan dengan harapan penduduk setempat akan datang secara berbondong-bondong setelah mendengar suara musik tersebut.

Fungsi lain dari musik balo-balo juga digunakan sebagai media menyampaikan pesan lewat lirik lagunya karena lirik tersebut bisa diubah dan disesuaikan dengan acara yang sedang dibawakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya