SOLOPOS.COM - Rachel Dougall mengatakan foto saat ia memegang mentimun ini diambil setelah ia di-bully penghuni lain LP Kerobakan Bali. Ia diintimidasi agar mau berdandan lalu bergoyang layaknya penari telanjang. (Dailymail.co.uk)

Rachel Dougall mengatakan foto saat ia memegang mentimun ini diambil setelah ia di-bully penghuni lain LP Kerobakan Bali. Ia diintimidasi agar mau berdandan lalu bergoyang layaknya penari telanjang. (Dailymail.co.uk)

Rachel Dougall mengatakan foto saat ia memegang mentimun ini diambil setelah ia di-bully penghuni lain LP Kerobokan Bali. Ia diintimidasi agar mau berdandan secantik mungkin lalu bergoyang layaknya penari telanjang. (Dailymail.co.uk)

Solopos.com, SOLO — Rachel Dougall, 40, warga negara Inggris yang pernah dibui selama 12 bulan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Krobokan, Bali, akhir pekan lalu, mengungkapkan buruknya kondisi penjara di Indonesia.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Penjara Indonesia disebutnya begitu korup sehingga setiap warga binaan yang mampu menyuap penjaga bisa melakukan apa saja di balik terali besi. Ia bahkan menyebutkan bahwa narapidana pria bisa saja minta ditemani pelacur semalaman dalam selnya.

Ia sendiri mengaku dikurung bersama para pecandu narkoba, tahanan dengan status HIV-positif dan juga lesbian yang agresif secara seksual. Karena dia menolak berhubungan seksual dengan rekan sekamarnya yang lesbian, ia pun disiksa.

“Dia [lesbian itu] memaksa saya berdandan dan menari seperti seorang penari telanjang. Sementara wanita lain tertawa dan mendorong-dorong tubuh saya. Aku merasa terhina,” aku Rachel Dougall sebagaimana dikutip Dailymail, Minggu (28/7/2013).

Ibu seorang anak itu dijatuhi hukuman 12 bulan penjara karena tidak melaporkan tindak kejahatan. Ia pun dianggap terlibat dalam penyelundupan kokain senilai £1.600.000 atau sekitar Rp25 miliar.

Dougall menyebut kehidupannya sebagai satu dari 286 warga binaan berkulit putih di LP Kerobokan kala itu sangat memprihatinkan. Ia merasa diperlakukan layaknya binatang di tempat itu.

Dougall mengaku kerap dipukul dan ditendangi teman satu selnya. Kala penyiksaan itu terjadi, ia mengaku hanya bisa meringkuk di lantai dengan tangan di kepala untuk melindungiu mukanya.

Dia hidupnya dalam ketakutan setelah menerima ancaman kematian dari wanita warga binaan lain. Dengan keseharian semacam itu, Dougall mengaku sempat mengalami gangguan mental setelah dipenjara di tempat yang disebutnya sebagai Hotel K itu.

Kehidupan di Hotel K itu, menurut dia begitu mengerikan. Bahkan Dougall sempat terpikir bunuh diri karena tidak kuat dengan tekanan dalam penjara. “Saya harus melakukan apa yang mereka minta agar bisa tetap hidup,” ungkapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya