SOLOPOS.COM - Fidelis Ari dan anaknya (Facebook/Gunawan Mashar/)

Kakak Fidelis Ari mengungkap perubahan signifikan yang positif pada istri Fidelis setelah diberi ekstrak ganja.

Solopos.com, JAKARTA — Kisah tragis Fidelis Ari Sudawoto yang ditangkap BNN Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, yang kehilangan istrinya tak membuat BNN melunak. BNN tetap berpegang pada UU Narkotika yang melarang penanaman ganja dengan alasan apapun, termasuk pengakuan keluarga bahwa kondisi istri Fidelis membaik selama menggunakan ekstrak ganja.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Yohana, kakak Fidelis, menceritakan bagaimana kondisi awal istri Fidelis, Yeni Riawati, saat menderita penyakit yang belakangan didiagnosa sebagai Syringomyelia atau tumbuhnya kista berisi cairan dalam sumsum tulang belakang. Penyakit ini sudah diderita Yeni sejak 2013 saat dirinya sedang hamil.

“Dia menderita sakit, kaki kanan kram, sering teriak karena nyeri kram itu. Kaki kanannya itu, sampai akhirnya kebas dan tidak bisa bergerak, tangan kanan dan wajah juga sering berkeringat. Lalu dibawa ke RSD Sanggau, Kabupaten Sanggau,” kisah Yohana dalam wawancara via telepon yang ditayangkan live oleh Kompas TV, Selasa (4/4/2017).

Sayangnya, kata Yohana, dokter tak bisa mendiagnosa dan menyebutnya sebagai gejala kehamilan. Yeni pun pulang sampai melahirkan dengan kondisi selamat. Namun setelah anaknya berusia lima bulan, penyakit Yeni kembali kambuh. “Dia kembali mengalami susah tidur, 2-3 hari tidak tidur sama sekali. Keringat di bagian tubuh bagian kanan.”

Menurut Yohana, saat dibawa kembali ke RS, dokter akhirnya mendiagnosa Yeni menderita Syringomyelia pada Januari 2016, tapi sudah terlambat. Tubuh Yeni sudah sangat lemah dan tidak bisa menjalani operasi sehingga dokter hanya menganjurkan untuk dirawat di rumah. Saat dokter menyerah, Fidelis dengan telaten merawat istrinya sendiri mencari jalan keluarnya, namun hasilnya tidak membaik.

“Bahkan tangan kiri lumpuh, tinggal tangan kanan,” kata Yohana. Hingga menjelang akhir 2016, Fidelis menemukan artikel tentang penderita Syringomyelia bisa hidup dengan ekstrak ganja. “Dan dia mencobakan.”

Yohana menceritakan perubahan yang dialami Yeni setelah menggunakan ekstrak ganja. “Dia bisa tidur nyenyak tidak tergnaggu suara sekitarnya. Bisa makan dengan porsi dengan ukuran dia, semangkuk kecil, anggur 1/2 kg sehari. Sebelum atau sesudah tidak pakai ekstrak ganja, selera makannya turun, 2-3 sendok saja muntah.”

Yang melegakan, kata Yohana, luka-luka di punggung dan sekujur tubuhnya mengering. Bahkan, ada satu luka besar di pinggang belakang–yang ukuran lubangnya bisa dimasuki kepalan tangan orang dewasa–bisa menutup dan mengering. Yohana juga melihat ada perubahan di syaraf Yeni, dari sebelumnya yang selalu marah saat dikunjungi, saat itu mulai bisa bercerita. Bahkan, selama memakai ekstrak ganja, jari kiri Yeni yang lumpuh bisa bergerak.

Namun semua kembali memburuk setelah Fidelis ditangkap. Yeni yang tak lagi bisa mengonsumsi ekstrak ganja akhirnya dibawa kembali ke RS. “Saat di RS lukanya kembali basah dan tambah banyak. Ada di lutut, kaki kiri, dan kanan. Padahal saat sebelum ke RS itu sudah kering,” kata Yohana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya