SOLOPOS.COM - Kerudung halal Zoya (Instagram)

Kerudung halal dari merek Zoya menuai pro dan kontra masyarakat.

Solopos.com, JAKARTA — Fenomena sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk produk kerudung atau hijab merek Zoya dari PT Shafco, menuai pro dan kontra masyarakat.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Pantauan Solopos.com pada akun Instagram Zoya, @zoyalovers, Kamis (4/2/2016), pihak produsen busana muslim tersebut, mengunggah foto sertifikat halal dari MUI pada awal Januari 2016.

“Alhamdulillah zoya mendapatkan sertifikat dari MUI, sebagai kerudung halal di Indonesia. Zoya, cantik nyaman halal,” tulis @zoyalovers.

Foto sertifikat halal dari MUI itu lantas menjadi sorotan publik media sosial (netizen). Postingan @zoyalovers tersebut menjadi viral dan menimbulkan pelbagai komentar netizen.

Ada netizen yang mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap keputusan MUI menyematkan label halal untuk kerudung Zoya. Sementara hijab yang selama ini beredar di masyarakat tidak menggunakan label halal.

“Ternyata hijab yang digunakan dari sejak berabad abad yang lalu di seluruh dunia bisa jadi haram semuanya. Setelah sekian ratus abad, akhirnya ditemukan hijab halal, yakni hijab yang dicap oleh MUI. Bagi para perempuan di kampung, desa dll yang ekonominya kurang beruntung, silahkan nabung untuk membeli merk ini, memang tidak murah buat anda, tapi apa boleh buat, daripada pakai jilbab tidak halal; lupakan dulu bayar SPP sekolah.  Bagi yang sudah terlanjur semenjak lama menggunakan hijab tak halal, belum terlambat, pakailah hijab bercap MUI, dosa anda akan diampuni. Bersama MUI, sorga ada di tangan anda,”tulis Hendra Hendarin di postingan akun Facebook-nya, Selasa (2/2/2016).

“Harga jilbab ini tidak murah, jadi hanya kelas menengah ke atas yg bisa pake jilbab halal ini. Bagi saya dan kelas menengah ke bawah lain, cukuplah puas pakai jilbab haram yg harganya 10ribu, mahal2nya 30rb. Kenapa MUI semakin anehh sajaa,” tulis Sasiana Gilar Apriantika di akun Facebook-nya, menanggapi unggahan Hendra.

Akun Instagram Zoya pun ramai diserang netizen yang tak setuju dengan pelabelan halal pada jilbab produksi brand ternama itu.

Plis deh. Jilbab halal. Segala aja di halalin. Nanti yang bukan zoya Haram, gitu? Ckck,” tulis @cariolet.

“Zoya bagi2 jilbab halal gratis dong kalau gitu… Banyak yang belum bisa beli jilbab Zoya,” tulis @murtiyarini.

“Lalu bagaimana dengan produk kerudung zoya yg lama? halal kah? @zoyalovers,” tulis @marlinapd.

Mendapat komentar miring dari sebagian netizen, akun Zoya pun berupaya memberi penjelasan soal sertifikasi halal di produk mereka.

“@cariolet bukan seperti itu dear maksudnya, seperti yg sudah dijelaskan pada artikel diatas, kerudung yg halal ditentukan dari jenis kainnya, apakah mengandung gelatin babi atau tidak. Gelatin babi umumnya terdapat pada pengemulsi saat proses pencucian bahan tektil. Rangkaian kerudung zoya tlah diuji coba dan hasilnya tidak mengandung babi,” tulis @zoyalovers.

Sepakat dengan akun Zoya, netizen @menagih menulis komentar yang mendukung langkah merek busana muslim tersebut.

“Tidak semua bahan emulsi kain menggunakan gelatin dari babi. Jadi tenang saja bagi pengusaha jilbab lain, dengan pernyataan dari zoya ini sebenarnya untuk menegaskan bahwa jilbab zoya halal dan jilbab anda belum tentu tidak halal. Semangat terus zoya semoga tambah laris,” tulis @menagih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya