SOLOPOS.COM - Siswi kelas XII IPA 2 Program Boarding School Sains Riset MAN 1 Solo, Muyasaras Laila Wibowo, menciptakan alat pendeteksi kelelahan untuk pengendara. Foto diambil Kamis (20/7/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—Angka kecelakaan lalu lintas di Solo meningkat 38,31% sepanjang 2022. Salah satu faktor penyebab tingginya angka kecelakaan itu lantaran berkendara dalam keadaan lelah. 

Keadaan fisik pengendara yang kelelahan membuat tubuh tidak stabil dan berakhir kecelakaan. Hal itu memicu kreativitas siswi kelas XII IPA 2 Program Boarding School Sains Riset Madrasah Aliah Negeri (MAN) 1 Solo, Muyasaras Laila Wibowo, yang menciptakan alat pendeteksi kelelahan untuk pengendara.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, Mayoritas Analis Rekomendasi Beli Saham BBRI

Alat itu bernama Mosafyr akronim dari Monitoring Driver Fatigue for Motorist Safety. Cara kerja Mosafyr mendeteksi kelelahan pada pengendara dengan sensor denyut jantung. Alat itu berbentuk kubus yang dipakai di tangan. Bentuknya menyerupai jam tangan meski ukurannya jauh lebih besar.

“Yang pasti karena tingginya angka kecelakaan lalu lintas karena kelelahan berkendara, sehingga alat ini bisa menjadi wujud pengoptimalan keselamatan berkendara,” kata dia ketika berbincang dengan Solopos.com, Kamis (20/7/2023).

Jika pengendara kelelahan, alat itu bakal memberitahu melalui indikator lampu berwarna merah. Mosafyr juga bakal mengeluarkan suara yang memberitahu pengendara bahwa dia sedang kelelahan.

“Nanti juga muncul di LCD yang merupakan hasil denyut jantung per menit [bpm] dari pengendara,” kata dia.

Guru Pembimbing, Prihantoro Eko Sulistyo, menyebut tingkat kelelahan pengendara memang bisa diukur melalui denyut jantung. Menurut dia, bpm pengendara secara normal berada di angka 60 sampai 100. “Kalau di bawah 60 biasanya kondisinya memang lelah,” kata dia.

Dia mengatakan proses awal pembuatan alat tersebut dengan melakukan observasi. Hasilnya menunjukan data penyebab kecelakaan rata-rata karena kelelahan. “Sehingga kehilangan konsentrasi dan tidak bisa mengendalikan kemudinya, maka terjadi human error yang berakibat kecelakaan,” kata dia.

Setelah berhasil mengidentifikasikan masalah, desain dan konsep alat dibuat untuk menjawab persoalan angka kecelakaan akibat kelelahan yang cukup tinggi. Prihantoro mengatakan langkah awal adalah mengumpulkan komponen yang diperlukan.

Prihantoro menyebut hanya perlu dua sampai tiga hari untuk membuat prototipe dari alat yang ada di sekolah. Dari prototipe tersebut baru dikembangkan dengan bantuan komputer. Coding juga harus dilakukan agar masing-masing komponen bisa berjalan sesuai fungsi.

Alat tersebut bertujuan agar pengendara bisa beristirahat apabila memang indikatornya menunjukan sedang kelelahan. “Jika memang kondisinya sudah lelah maka disarankan istirahat ya tujuannya untuk mengurangi risiko kecelakaan tadi,” lanjut dia.

Alat itu dilengkapi dengan baterai berkapasitas sembilan volt dengan daya tahan mencapai satu hari. Sejauh ini, bakal ada pengembangan lebih lanjut sehingga bisa melihat potensi untuk dipasarkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya