SOLOPOS.COM - Produk IoT Hama yang dipamerkan dalam Smart IT Festival 2023 di Pendapa Balai Kota Solo, Sabtu (23/9/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—-Teknologi berbasis Internet of Think (IoT) ternyata bisa dimanfaatkan untuk merespons persoalan yang dihadapi petani, khususnya dalam pengendalian hama.

Sejumlah inovasi mahasiswa dan dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menghadirkan teknologi IoT yang bisa diterapkan dalam bidang pertanian.

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

IoT sendiri merupakan jaringan yang mengintegrasikan segala hal dengan Internet. Dengan IoT, bukan tidak mungkin tercipta alat pertanian yang terhubung dengan Internet. Sehingga pengoperasiannya lebih mudah dan prkatis.

Salah satunya adalah produk inovasi bernama Ekosistem Pest Forecasting yang dibuat oleh mahasiswa UNS tergabung dalam Iotanic.

CEO Iotanic, Rizky Joanditya, menjelaskan alat tersebut dirancang khusus untuk membantu petani dalam memetakan persebaran hama dan penyakit di sekitar lahan pertanian.

“Ini termasuk memonitoring cuaca, suhu, kelembapan, dan faktor lingkungan lainnya yang mempengaruhi penyebaran hama dan penyakit,” kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (25/9/2023).

Bahkan Ekosistem Pest Forecasting mampu menganalisis data historis untuk meramalkan potensi penyebaran hama dan penyakit di masa depan. 

“Jadi nanti hasilnya memetakan kira-kira tanah mana saja yang berisiko terserang hama. Setelah itu bisa mengambil tindakan preventif sebelum hama dan penyakit menyebar luas,” lanjut dia.

Terpisah, ada juga produk pengusir hama pertanian yang memanfaatkan teknologi IoT. Produk karya kolaborasi mahasiswa dan dosen D-III Teknik Informatika UNS  itu diberi nama IoT Hama.

CEO IoT Hama yang juga dosen D-III Teknik Informatika UNS Solo, Fendi Aji Purnomo, mengatakan ide awal penciptaan produk tersebut untuk mengurangi penggunaan pestisida yang biasa digunakan mengusir hama. 

“Kalau tujuannya memang mencegah adanya hama, dengan begitu hasil panen kan bisa meningkat,” kata dia ketika berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (12/9/2023).

IoT Hama dibuat tiang penyangga yang terdiri solar panel, ultrasonic generator, sirene, lampu, dan box kontrol berbasi IoT. Fendi menyebut penggunaan solar panel dimaksudkan agar lebih ramah lingkungan.

“Solar panel kan bisa suplai energi dan baterainya bisa tahan sampai delapan sampai sembilan jam,” kata dia.

IoT Hama setidaknya bisa mengusir hama seperti tikus, wereng, sampai burung. Ferdi menyebut alat itu bisa mengeluarkan suara dengan frekuensi tertentu sehingga tikus tidak mendekat. 

Sedangkan untuk mengusir hama burung menggunakan pengusir berupa suara sirene dan cahaya dari lampu. Kemudian guna mengusir hama wereng digunakan light trap yang dilengkapi jaring.

“Frekuensi suara bisa diatur sesuai kebutuhan, dan ada juga mode otomatis. Nah cara mengaturnya nanti lewat handphone Android,” lanjut dia. Fendi menambahkan IoT Hama bisa dikontrol dari jarak jauh selama terhubung jaringan Internet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya