SOLOPOS.COM - GRAy Koes Murtiyah atau akrab di sapa Gusti Moeng. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

GRAy Koes Murtiyah atau akrab di sapa Gusti Moeng. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Walikota Solo Joko Widodo (Jokowi) mendorong investor Hotel Aman segera merealisasikan bangunan hotel heritage di kawasan Gajahan, Pasar Kliwon dekat Keraton Surakarta. Tidak hanya dari Jokowi, dorongan itu juga datang dari kalangan Keraton Surakarta.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Hotel berjaringan internasional yang menawarkan tarif Rp20 juta per malam itu rencananya siap mengajukan perijinan pada Juni lalu. “Tapi sampai sekarang belum ada ijin masuk. Saya hampir tiap hari ketemu dengan investornya di Jakarta, tapi memang mereka baru menyelesaikan proyek hotel yang serupa di Bali. Setelah selesai di Bali, baru mereka masuk Solo,” kata Jokowi, saat ditemui wartawan, di Kantor Bank Indonesia (BI) Solo, Rabu (29/8/2012).

Jokowi mengatakan, Hotel Aman itu bukan hotel dengan bangunan tinggi melainkan bangunan cottage. “Jadi tidak ada ketinggian lantai. Investor hanya siap meretorasi bangunan yang sudah ada dan ada penambahan sedikit. Untuk pembangunan hotel yang semacam ini yang justru kami dorong.”

Jokowi melanjutkan, Hotel Aman hanya membuka 38 kamar dengan tarif Rp20 juta per malam. Dari pihak keraton pun menyampaikan sempat mendorong investor hotel tersebut untuk segera merealisasikan rencana pembangunan hotel di kawasan Gajahan tepatnya di sebelah barat Alun-alun Selatan Keraton Surakarta.

“Dulu kami sempat mendorong agar hotel itu segera direalisasikan karena bakal mempertahankan keaslian bangunan,” kata GRAy Koes Murtiyah atau akrab di sapa Gusti Moeng.

Dia mengaku kenal dekat dengan calon investor yang siap membangun hotel yang disebutnya dengan Hotel Amandari. “Itu Hotel Amandari. Selama tidak merusak arsitektur dan sejarah saya kira tidak masalah. Kalaupun jadi dibangun pasti akan menyesuaikan bangunan awal dan lingkungan karena ada di sekitar keraton.”

Dia mengatakan, bangunan yang akan dibangun hotel itu adalah Ndalem Kusumobroto, yang terakhir ditempati oleh Eyang Kusumobroto, seorang guru Bahasa Jerman di SMA 4 beberapa tahun silam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya