SOLOPOS.COM - Ilustrasi layanan ekspedisi (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, SOLO — Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berpotensi memicu kenaikan tarif jasa ekspedisi, terutama ekspedisi menggunakan transportasi darat. Meski demikian, pengusaha sektor ekspedisi meyakini pengguna jasa pengiriman tetap tumbuh meskipun tarif naik akibat kenaikan harga BBM.

Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Ekspres Indonesia (Asperindo) Solo, Bambang Widiatmoko, mengatakan kenaikan harga BBM mampu memberi pengaruh terhadap tarif jasa ekspedisi. Namun diakuinya pengaruh tersebut berbeda untuk masing-masing jasa ekspedisi.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Optimisme itu muncul mengingat tidak semua jasa ekspedisi memanfaatkan jasa transportasi di jalan raya dalam pengiriman paket, seperti mobil boks, truk, bus dan lainnya. “Masing-masing perusahaan ada kemungkinan berbeda dalam kenaikan tarif, menyesuaikan besaran kenaikan harga BBM juga. Tapi sampai saat ini, pengusaha masih menunggu keputusan dari pemerintah terkait kenaikan harga BBM,” ungkap Bambang saat dihubungi Solopos.com, Senin (17/11/2014).

Meski demikian, dia menyampaikan kenaikan harga BBM bukan satu-satunya acuan perusahaan jasa ekspedisi menaikkan tarif. Kepala JNE Cabang Solo ini mencontohkan, terakhir kali menaikkan tarif pada 2013. Kenaikan tersebut dilakukan bersamaan dengan kenaikan harga BBM tapi pertimbangan utama kenaikan tarif tersebut adalah tidak adanya kenaikan tarif sejak 2008.

Bambang optimistis pasar akan tetap terjaga dan normal meski ada kenaikan tarif. Dia menyampaikan pasar jasa ekspedisi dari tahun ke tahun terus tumbuh. Hal ini terlihat dari terus tumbuhnya perusahaan jasa ekspedisi baru karena proses pengiriman lebih mudah, seperti melalui kereta dan pesawat.

Dari sisi pasar, saat ini tidak hanya perusahaan dan pedagang besar yang melakukan pengiriman paket, tapi juga masyarakat umum. Meski diakuinya saat ini pengiriman paket dari perusahaan masih dominan. Dia menuturkan secara nasional omzet JNE mampu tumbuh 40%.

Pimpinan pengurus PT Elteha Solo, Wahyudi, mengatakan hingga saat ini belum ada instruksi dari kantor pusat maupun koordinator wilayah. Oleh karena itu, dia mengaku belum mengetahui langkah apa yang akan dilakukan apabila ada kenaikan harga BBM. Meski begitu, dia tidak menampik ada penyesuaian tarif mengingat sebagian besar pengiriman dilakukan melalui jalur darat. “Kenaikan tarif juga mempertimbangkan pasar, apakah pasar bisa menerima kenaikan tarif atau tidak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya