SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 12 kg (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, KLATEN – Kenaikan harga elpiji nonsubsidi atau 12 kilogram (kg) membikin penjualan gas tersebut di Klaten merosot. Sebagian pembeli elpiji 12 kg beralih ke elpiji 3 kg karena dianggap lebih murah.

Salah satu pemilik pangkalan elpiji di Klaten Utara, Sri Sumanto, saat dihubungi , Senin (15/4/2014), menyatakan penjualan elpiji 12 kilogram merosot hingga lebih dari 50 persen setelah pemerintah menetapkan kenaikan harga.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

“Beberapa hari setelah pemerintah menetapkan kenaikan harga elpiji 12 kilogram menjadi Rp120.000 per tabung, penjualannya turun lebih dari 50 persen. Biasanya saya memiliki stok 10 tabung bisa habis dalam empat hari, tetapi saat ini ada 10 tabung yang belum laku sama sekali dalam lima hari,” katanya.

Menurutnya, para pembeli yang tetap membeli elpiji 12 kg yakni para pemilik rumah makan. Sedangkan warung kaki lima, rumah tangga, dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) banyak yang beralih ke elpiji 3 kg. Namun, meskipun jumlah pembeli elpiji 3 kg naik dari biasanya, Sri Sumanto menyatakan tidak ada lonjakan pembelian.

Salah satu pengecer elpiji di Klaten, Sudirin, mengatakan dari stok tiga tabung elpiji 12 kg yang ia miliki, hingga saat ini belum ada yang terjual. Padahal, biasanya tiga tabung itu bisa terjual selama sepekan.

“Setelah kenaikan harga elpiji 12 kg pekan lalu, jumlah pembelinya merosot,” katanya, Senin.

Sementara, dalam lima hari ini, ia menyatakan elpiji 3 kg banyak diserbu pembeli. Selain banyak yang beralih dari elpiji 12 kg, juga banyak pembeli baru dan pelanggan yang menambah stok elpiji 3 kg mereka di rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya