SOLOPOS.COM - Pengendara motor antre membeli bahan bakar minyak (BBM) premium di SPBU Klodran, Colomadu, Karanganyar, Senin (17/6/2013). Untuk mengantisipasi penimbunan menjelang kenaikkan harga BBM, BPC Hiswana Migas Surakarta menginstruksikan kepada semua SPBU untuk menyetop pembelian BBM berjerigen sampai adanya kepastian kenaikan harga. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

Pengendara motor antre membeli bahan bakar minyak (BBM) premium di SPBU Klodran, Colomadu, Karanganyar, Senin (17/6/2013). Untuk mengantisipasi penimbunan menjelang kenaikkan harga BBM, BPC Hiswana Migas Surakarta menginstruksikan kepada semua SPBU untuk menyetop pembelian BBM berjerigen sampai adanya kepastian kenaikan harga. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

SOLO — Kendati waktu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) belum dipastikan, SPBU di Solo dan sekitarnya sudah mengalami lonjakan permintaan 10%-15%. Meski demikian, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Solo memastikan stok BBM—terutama jenis premium—di 180 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Soloraya aman.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Ketua Hiswana Migas Solo, Suwardi Hartono Putro, saat dihubungi Solopos.com, Senin (17/6/2013) malam, menegaskan Hiswana Migas hanya bertugas mendistribusikan BBM sampai di konsumen. Dia memastikan hingga Senin malam itu persediaan BBM jenis premium di seratusan SPBU tidak ada yang kekurangan.

“Stok premium di 180 SPBU di Solo dipastikan aman pada malam ini. Soal kenaikan harga Rp6.500/liter itu mau diberlakukan kapan, kami masih menunggu kebijakan pemerintah. Yang jelas kami mengantisipasi agar stok premium tetap tersedia di SPBU. Kami mengimbau semua SPBU tetap melayani permintaan selama masih ada stok premium,” imbaunya.

Ia sempat pula mewanti-wanti agar masyarakat tak panic buying dengan berlebihan membeli premium. Gejala itu ada dengan ditandai lonjakan permintaan premium di sejumlah SPBU.

SPBU Bolon, Karanganyar misalnya, sejak Sabtu (15/6/2013), mengalami peningkatan permintaan premium hingga 10% daripada kondisi normal. Pemilik SPBU Bolon, Nono Tri Hariyanto, mengungkapkan lonjakan yang terjadi sejak tiga hari terakhir itu masih wajar.

“Dalam sehari kami bisa melayani sampai 24.000 liter premium. Permintaan harian itu setara dengan tiga kali DO [delivery order]. Meskipun terjadi kenaikan konsumsi, di SPBU kami tidak sampai terjadi antrean panjang. Hanya beberapa pemilik mobil pribadi yang biasanya membeli Rp50.000 meningkat menjadi Rp100.000,” ujarnya.

Peningkatan permintaan premium juga terjadi di SPBU Baki, Sukoharjo. Menurut pemilik SPBU Baki, Glondong Rumbogo, kenaikan permintaan premium 10%-15%. Namun, peningkatan itu tidak berpengaruh pada DO. Selama sehari, SPBU Baki mampu melayani premium 19.000-20.000 liter per hari.

“Kami berusaha stok premium di SPBU selalu penuh. Saya baru dapat laporan pegawai bila ada kenaikan permintaan sejak Minggu (16/6) dan tadi pagi [kemarin]. Tapi, saya rasa kenaikannya tidak signifikan,” terangnya

Sebelumnya dimintai tanggapan mengenai rencana kenaikan harga BBM, Asistant Manager External Relations PT Pertamina Jateng/DIY, Heppy Wulansari bergeming dan berharap masyarakat tidak perlu melakukan aksi borong BBM mengingat pemerintah belum memberikan kepastian soal penyesuaian harga BBM. Hanya dia sudah memetakan beberapa wilayah terutama Solo, Semarang, Pekalongan dan Banyumas terkait jalur distribusi alternatif untuk menghindari aksi demo penolakan harga BBM. (Tri Rahayu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya